Minggu, 24 Oktober 2021

PERALATAN SPECIAL SERVICE TOOL (SST)

Special Service Tool (SST) adalah alat-alat khusus yang digunakan untuk membantu seseorang dalam mengerjakan atau memperbaiki komponen otomotif yang tidak dapat dilakukan dengan cara normal. Alat-alat tersebut digunakan untuk membongkar atau memasang komponen otomotif yang tidak dapat dilakukan dengan kunci biasa. Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan dengan special service tool adalah pekerjaan pembongkaran, perakitan, penyetelan dan sebagainya. 1. Puller perapat oli (oil seal puller)
Puller jenis ini berfungsi untuk melepas perapat oli pada transmisi, poros belakang (pada kendaraan roda empat) dan sebagainya. Kaki (jaw) puller jenis ini dibuat dengan bentuk khusus untuk dapat mengeluarkan perapat oli (oil seal) yang dipasangkan. Puller dimasukkan pada tempat pemasangan perapat oli, kaki (jaw) puller pada posisi yang benar, kemudian lepas perapat oli. 2. Alat pembongkar (remover) Alat pembongkar (remover) adalah alat khusus (SST) yang dipakai untuk melepas atau membongkar komponen seperti bearing, oil seal, bushing, dan sebagainya. Contoh SST pembongkaran adalah beraing remover, puller, bearing sparator, dan sebagainya. Sedangkan replecer adalah alat yang dipakai untuk memasang atau mengganti. Kedua katagori alat tersebut dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan ukuran bagian yang akan digunakan. 3. Puller/ Treker Puller atau yang sering disebut dengan trekker dalam bahasa belanda, memiliki jenis yang bermacam-macam. Ada puller/treker dua kaki, puller/treker tiga kaki. Bearing puller attachment, sliding hammer dan puller bantalan pilot. Jenis-jenis dari puller tersebut antara lain : a. Puller/treker dua kaki
Puller ini berbentuk sederhana karena hanya memiliki dua kaki. Fungsi dari piller ini adalah untuk menarik suatu benda misalnya bantalan/bearing/leher. Bantalan ini tidak dapat dilepas hanya dengan menggunakan alat-alat pada umumnya atau alat biasa saja, tetapi harus menggunakan puller/treker. Jangan memaksakan melepas bantalan ini dengan memukul dengan palu atau dicongkel dengan obeng, karena hal ini dapat merusak bantalan tersebut. Treker dua kaki digunakan untuk melepas bearing yang berukuran kecil atau sedang. b. Puller/treker tiga kaki
Puller ini pada prinsipnya memiki fungsi yang sama dengan puller dua kaki. Hanya saja pada puller tiga kaki digunakan untuk menarik bearing yang lebih besar dikarenakan puller ini mempunyai keseimbangan yang lebih baik daripada puller dua kaki. Sehingga dengan keseimbangan tersebut meskipun bearing yang ditarik relatif lebih besar, momen putar pada kunci putar relatif lebih ringan. c. Bearing Puller Attachment
Bearing puller attachment adalah puller khusus yang didesain untuk melepas bantalan yang berada pada posisi yang tidak dapat dijangkau oleh kaki puller biasa. Bantalan ini dapat dilepas menggunakan bearing puller attachment yang dipasang sedimikian rupa. Keraskan baut pengikat bearing puller attachmen sehingga mendesak bantalan terlepas dari tempatnya. Bearing puller attachment terdiri dari dua bagian yang dihubungkan dengan dua baut (bold). Kedua bagian ini memiliki bentuk setengah lingkaran dengan bagian tengahnya dibuat lebih tipis. Bagian pinggir yang tipis ini dipasang di bawah bearing dan diatur peletakkannya oleh dua bolt. Setiap bagian memiliki lubang yang digunakan untuk memasng push puller. Attachmen juga memiliki groove didalamnya sehingga puller dengan dua jaw dapat dihubungkan. d. Puller bantalan pilot (bearing cup puller)
Bearing cup puller atau pillot bearing puller digunakan untuk menarik bearing dari bagian tengah bearing atau bearing yang terpasang pada lubang. Bearing cup puller mirip dengan puller dua kaki, namun kaki pada bearing cup puller ditahan oleh adjusting screw. Kaki menahan di dua tempat. Kaki dari bearing cup puller dapat bergerak ke luar dan kedalam sepanjang rod. Bearing cup puller juga digunakan untuk melepas part dari lubang yang berada di tempat dengan ruang terbatas dimana puller lain tidak dapat digunakan. Bearing cup puller melepaskan part yang telah ditekan pada posisinya. 4. Sliding hammer
Sliding hammer puller adalah shank logam dengan sebuah handle di salah satu ujungnya dan sebuah attachment untuk memegang part di ujung lainnya. Attachment dapat dilepas sehingga dapat diganti dengan attachment lain. Diantara handle dan pemegang attachment terdapat hammer berat yang dapat sliding sepanjang shaft. Ujung sliding hammer berbentuk kerucut yang akan mengontrol pengaturan attachment, dan sebuah bola yang berada di dekat handle di dekat ujung shaft. Sliding hammer puller digunakan untuk membuka part yang telah ditekan ke dalam lubang. Sliding hammer dibutuhkan jika tidak ada permukaan yang bisa digunakan untuk penekanan balik bagi forcing screw. Hammer memberikan gaya yang dibutuhkan untuk menarik part keluar dari lubang. Jaw yang dapat diputar, digunakan untuk menarik bagian part keluar dari shaft keluar dari shaft meskipun ada permukaan yang dapat didorong. Pulling attachmaent diletakkan dalam posisinya dan kemudian hammer dipukulkan dengan cepat pada ball stop. Ball stop mengirim gaya dari hammer ke pemegang attachment dan part akan terlepas 5. Piston ring plier
Piston ring plier (tang ring torak) adalah alat untuk membantu melepas dan memasang ring torak. Alat ini digunakan untuk memudahkan pemasangan ring torak, menghindari kerusakan atau cacat pada torak maupun ring torak. 6. Piston ring compressor
Piston ring compressor adalah alat yang digunakan untuk menekan ring piston pada waktu pemasangan ring piston dan piston ke dalam silinder. Piston ring compressor dibuat dalam berbagai ukuran, menyerupai silinder linear yang telah dilengkapi dengan penyetel. Penyetel berfungsi menyesuaikan diameter piston ring compressor (membesar dan mengecil) ketika digunakan. 7. Valve spring compressor
Valve spring compressor digunakan untuk melepas dan memasang pengunci katup pada taper. Tanpa alat ini akan sangat sulit melepas ataupun memasng katup pada kepala silinder. 8. Clutch alighting tool
Clutch alightning tool digunakan untuk meluruskan atau memposisikan kanvas kopling (clutch disk) agar benar-benar berada di posisi tengah sebelum baut plat penekan (pressure plate) dikencangkan. Hal ini dilakukan agar pemasangan transmisi atau input shaft transmisi mudah masuk kedalam clutch disc. 9. Kunci filter oli (oil strap wrench)
Filter strap wrench terdiri dari base, yang dibuat melengkung untuk disesuaikan dengan bentuk filter, rotating retaining pin yang terletak di dalam base dan sabuk nilon berukuran 600 mm x 50 mm. Retaining pin memiliki sebuah slot dimana ujung sabuk bisa dimasukkan dan mempunyai dua lubang penggerak berukuran setengah inchi untuk ratchet. Wrench digunakan untuk melepaskan dan memasanag fuel filter dan oil filter jenis spin on. Wrench ini mampu mengaplikasikan torque tinggi pada filter berukuran besar tanpa menyebabkan rusak pada tabung filter. Bersihkanlah grease dan oli yang berlebihan dari filter untuk mencegah agar wrench tidak tergelincir. Jauhkan tangan dari posisi yang dapat mengakibatkan cedera apabila wrench tiba-tiba selip. 10. Pelindung seal oli (oil seal protector sleeve)
Saat memasang seal oli, terkadang bisa cacat karena gesekan atau terkena bagian yang tajam dari komponen. Oil seal protector sleeve adalah alat yang digunakan untuk menghindari cacat saat pemasangan seal oli dan juga mempermudah proses pemasangan. 11. Penekan piston rem cakram (disc brake piston compressor)
Kanvas rem yang sudah tipis tentunya harus diganti dengan yang baru dan masih tebal. Pada kondisi ini berarti piston rem terdorong ke depan sehingga kanvas rem yang tebal tidak bisa dipasangkan. Untuk dapat memasang caliper, maka butuh pendorong piston ke dalam. Disk brake piston compressor adalah alat penekan atau pendorong piston ke dalam, atau dapat juga digunakan untuk memasang piston disc brake saat mengganti seal piston. 12. Penekan pegas coil
Sesuai namanya alat ini digunakan untuk menekan pegas coil shock absorber. Penekan ini akan memperpendek pegas dan menghilangkan gaya tekan terhadap shock absorber sehingga dapat dilakukan pembongkaran dan pemasangan shock absorber. 13. Treker ball joint
Treker ball joint memiliki beberapa bentuk yaitu ball joint splitter puller, splitter scissor, dan drafter ball joint splitter (fork). Ketiga macam treker tersebut fungsinya adalah sama, yaitu untuk memisahkan ball joint dari dudukannya. Treker ball joint diperlukan karena pertautan antara ball joint dan dudukannya berbentuk tirus, sehingga saat dikencangkan oleh mur penguncinya, bagian batang tirus menjadi sangat erat terhadap dudukannya. Jika tidak menggunakan treker ball joint, maka dibutuhkan getaran dengan jalan memukul-mukul dudukan ball joint agar ball joint terlepas. Hal ini dapat merusak atau mengubah bentuk ball joint. 14. Clamp G
Clamp G memiliki ukuran yang berbeda-beda dari 25 mm hingga lebih dari 300 mm. G clamp diberi nama karena bentuk badannya seperti haruf G dan tyerbuat dari baja tuang atau tempa. Screw pengencang terdapat pada bagian ujung clamp body dan dapat diputar untuk melonggarkan atau mengencangkan benda-benda yang dijepit antara screw dan bidang rata di ujung clamp body lainnya. Bagian kecil dan rata pada ujung screw pengencang mencegah agar benda yang dijepit tidak rusak. Penggunaan utama G clamp adalah untuk menahan benda secara bersama-sama ketika diikat atau dibentuk, mengamankan benda pada meja saat dikerjakan dengan mesin, dan memberikan pegangan yang dapat mencengkram untuk meningkatkan safety. 15. Kunci momen (torque wrench) Kunci momen (torque wrench) digunakan untuk mengukur gaya puntir pada baut dan mur agar mencapai momen kekencangan tertentu. Jenis kunci momen yang ada terdiri atas model deflecting beam (batang jarum), model dial indikator, dan model setting mikrometer. Pada ujung kunci momen (dekat dengan handle kunci momen) terdapat angka-angka yang menunjukkan nilai kekencangan dari mur dan baut yang ingin dikencangkan. Contoh penggunaan kunci momen misalnya pada penyetelan baut kepala silinder dan baut-baut pada unit defferensial (pada mobil). Penyetelan momen kekencangan baut/mur yang baik dilakukan secara bertahap sampai diperoleh momen kekencangan yang sesuai. Jenis-jenis kunci momen sebagai berikut : a. Model dial indicator
Kunci momen dial indicator, menunjukkan besaran momen kekencangan oleh sebuah indikator. Jarum penunjuk yang bergerak dan menunjuk pada skala tertentu seiring dengan besarnya momen pengencangan yang dilakukan. b. Model defleting beam (batang jarum)
Kunci momen model defleting beam, menunjukkan besar ukuran momen kekencangan oleh sebuah batang penunjuk. Batang penunjuk akan bergerak dan menunjuk pada skala tertentu seiring dengan besarnya momen pengencangan yang dilakukan. c. Model click torque wrench
Kunci momen model “click” merupakan yang paling banyak digunakan karena sangat praktis. Cara penggunaannya cukup dengan menyetel sesuai ukuran kekencangan yang diinginkan, kemudian kunci momen akan memberi bunyi “klik” saat kekencangan baut mencapai ukuran kekencangan sesuai penyetelan. -Selamat belajar-

Terbaik

TIPE DAN KARAKTERISTIK SISTEM SUSPENSI