Rabu, 03 November 2021

SISTEM PENDINGIN

A.PENGERTIAN DAN FUNGSI
Panas berlebih yang timbul akibat pembakaran yang terjadi pada saat mesin bekerja dapat menyebabkan kerusakan komponen-komponen yang ada dalam mesin. Oleh karena itu, sistem pendingin menjadi bagian yang sangat penting untuk menjaga daya tahan mesin. Sistem pendingin pada dasarnya berfungsi menyerap panas pada komponen-komponen mesin sehingga dapat mengurangi temperature yang terlalu tinggi. Temperatur yang terlalu tinggi dapat menyebabkan komponen-komponen mesin menjadi cepat aus dan rusak. Selain itu sistem pendingin juga berfungsi mengatur temperature agar sesuai dengan temperatur kerja mesin (80-88 derajat Celcius). B.DASAR TEORI PERPINDAHAN PANAS Perpindahan panas ialah proses berpindahnya energi dari suatu tempat ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu ditempat-tempat tersebut. Pada dasarnya terdapat tiga macam proses perpindahan energi panas. Proses tersebut adalah perpindahan energi secara konduksi, konveksi, dan radiasi. C.SISTEM PENDINGIN MESIN Sistem Pendinginan Mesin Sangat diperlukan. Menurut neraca panas, pada motor bakar hanya akan diperoleh sekitar 25 persen hasil pembakaran yang dapat diubah menjadi energi mekanik. Sebagian besar panas akan keluar melalui gas buang (kira-kira 34 persen), melalui sistem pendinginan (kira-kira 32 persen) dan sisanya akan melalui kerugian pemompaan dan gesekan.
Berdasarkan neraca panas di atas maka fungsi pendinginan pada motor menjadi penting, karena panas yang akan terserap oleh sistem pendinginan dapat mencapai 32 persen. Bila mesin tidak didinginkan akan terjadi pemanasan yang lebih (overheating) dan akan mengakibatkan gangguan- gangguan sebagai berikut: a)Bahan akan lunak pada suhu tinggi. Contoh: torak yang terbuat dari logam paduan aluminium akan kehilangan kekuatannya (kira-kira sepertiganya) pada suhu tinggi (300ºC), bagian atas torak akan berubah bentuk atau bahkan mencair. b)Ruang bebas (clearance) antara komponen yang saling bergerak menjadi terhalang bila terjadi pemuaian karena panas berlebihan. Misalnya torak akan memuai lebih besar (karena terbuat dari paduan aluminium) daripada blok silinder (yang terbuat dari besi tuang) sehingga gerakan torak menjadi macet. c)Terjadi tegangan termal, yaitu tegangan yang dihasilkan oleh perubahan suhu. Misalnya cincin torak yang patah, torak yang macet karena adanya tegangan tersebut. d)Pelumas lebih mudah rusak oleh karena panas yang berlebihan. Jika suhu naik sampai 250 ºC pada alur cincin, pelumas berubah menjadi karbon dan cincin torak akan macet sehingga tidak berfungsi dengan baik, atau cincin macet (ring stick). Pada suhu 500 ºC pelumas berubah menjadi hitam, sifat pelumasannya turun, torak akan macet sekalipun masih mempunyai ruang bebas. e)Pembakaran tidak normal. Motor bensin cenderung untuk terjadi ketukan (knocking). Sebaliknya bila motor terlalu dingin akan terjadi masalah, yaitu: a)Pada motor bensin bahan bakar akan sukar menguap dan campuran udara bahan bakar menjadi gemuk. Hal ini menyebabkan pembakaran menjadi tidak sempurna. b)Pada motor diesel bila udara yang dikompresi dingin akan mengeluarkan asap putih dan menimbulkan ketukan dan motor tidak mudah dihidupkan. c)Apabila pelumas terlalu kental, akan mengakibatkan motor mendapat tambahan tekanan. d)Uap yang terkandung dalam gas pembakaran akan terkondensasi pada suhu kira-kira 50 ºC. D.MACAM-MACAM SISTEM PENDINGINANAN a)Sistem Pendinginan Udara
1)Pendinginan oleh aliran udara secara alamiah. Pada sistem ini panas yang dihasilkan oleh pembakaran gas dalam ruang bakar sebagian dirambatkan keluar dengan menggunakan sirip-sirip pendingin (cooling fins) yang dipasangkan di bagian luar silinder. Pada tempat yang suhunya lebih tinggi yaitu pada ruang bakar diberi sirip pendingin yang lebih panjang daripada sirip pendingin yang terdapat di sekitar silinder yang suhunya lebih rendah. 2)Pendinginan oleh aliran udara tekanan Udara yang menyerap panas dari sirip-sirip pendingin harus berbentuk aliran atau udaranya harus mengalir agar suhu udara di sekitar sirip tetap rendah sehingga penyerapan panas tetap berlangsung sempurna. Hal ini dapat dicapai dengan jalan menggerakkan sirip pendingin atau udaranya. Bila sirip pendingin yang digerakkan atau mesinnya bergerak seperti pada sepedamotor. Pada mesin stasioner aliran udaranya diciptakan dengan cara menghembuskannya melalui blower yang dihubungkan langsung dengan poros engkol b)Sistem Pendinginan Air
Pada sistem ini sebagian panas dari hasil pembakaran dalam ruang bakar diserap oleh air pendingin setelah melalui dinding silinder. Oleh karena itu di luar silinder dibuat mantel air (water jacket). Pada sistem pendinginan air ini air harus bersirkulasi. Adapun sirkulasi air dapat berupa 2 (dua) macam, yaitu: (1) Sirkulasi alamiah/Thermo-syphon (2) Sirkulasi dengan tekanan Pada sistem pendinginan air dengan sirkulasi alamiah, air pendingin akan mengalir dengan sendirinya yang diakibatkan oleh perbedaan massa jenis air yang telah panas dan air yang masih dingin. Pada sirkulasi dengan tekanan pada prinsipnya sama dengan sirkulasi alam, tetapi untuk mempercepat terjadinya sirkulasi maka pada sistem dipasang pompa air. E.Proses Pendinginan Pada Mesin Pada mesin bensin ataupun pada mesin diesel proses pendinginan tergantung pada sistem pendinginan yang digunakan. Pada pendinginan udara, panas akan berpindah dari dalam ruang bakar melalui kepala silinder, dinding silinder dan piston secara konduksi. Selanjutnya yang melalui dinding dan kepala slinder, panas akan berpindah melalui sirip-sririp (fins) dengan cara konveksi ataupun radiasi di luar silinder. Pada pendinginan air secara alamiah, proses perpindahan panas/pendinginan melalui perubahan massa jenis air yang menurun karena panas selanjutnya air akan berpindah secara alamiah berdasarkan rapat massa sehingga terjadi sirkulasi alamiah untuk pendinginannya. Untuk mempercepat pembuangan panas pada sistem pendinginan air dipasangkan radiator. Melalui radiator ini panas akan dibuang ke udara melalui sirip-sirip radiator. Pada pendinginan air dengan tekanan, sirkulasi akan dipercepat oleh putaran kipas pompa sehingga sirkulasi air pada sistem ini akan lebih baik.

Minggu, 24 Oktober 2021

PERALATAN SPECIAL SERVICE TOOL (SST)

Special Service Tool (SST) adalah alat-alat khusus yang digunakan untuk membantu seseorang dalam mengerjakan atau memperbaiki komponen otomotif yang tidak dapat dilakukan dengan cara normal. Alat-alat tersebut digunakan untuk membongkar atau memasang komponen otomotif yang tidak dapat dilakukan dengan kunci biasa. Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan dengan special service tool adalah pekerjaan pembongkaran, perakitan, penyetelan dan sebagainya. 1. Puller perapat oli (oil seal puller)
Puller jenis ini berfungsi untuk melepas perapat oli pada transmisi, poros belakang (pada kendaraan roda empat) dan sebagainya. Kaki (jaw) puller jenis ini dibuat dengan bentuk khusus untuk dapat mengeluarkan perapat oli (oil seal) yang dipasangkan. Puller dimasukkan pada tempat pemasangan perapat oli, kaki (jaw) puller pada posisi yang benar, kemudian lepas perapat oli. 2. Alat pembongkar (remover) Alat pembongkar (remover) adalah alat khusus (SST) yang dipakai untuk melepas atau membongkar komponen seperti bearing, oil seal, bushing, dan sebagainya. Contoh SST pembongkaran adalah beraing remover, puller, bearing sparator, dan sebagainya. Sedangkan replecer adalah alat yang dipakai untuk memasang atau mengganti. Kedua katagori alat tersebut dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan ukuran bagian yang akan digunakan. 3. Puller/ Treker Puller atau yang sering disebut dengan trekker dalam bahasa belanda, memiliki jenis yang bermacam-macam. Ada puller/treker dua kaki, puller/treker tiga kaki. Bearing puller attachment, sliding hammer dan puller bantalan pilot. Jenis-jenis dari puller tersebut antara lain : a. Puller/treker dua kaki
Puller ini berbentuk sederhana karena hanya memiliki dua kaki. Fungsi dari piller ini adalah untuk menarik suatu benda misalnya bantalan/bearing/leher. Bantalan ini tidak dapat dilepas hanya dengan menggunakan alat-alat pada umumnya atau alat biasa saja, tetapi harus menggunakan puller/treker. Jangan memaksakan melepas bantalan ini dengan memukul dengan palu atau dicongkel dengan obeng, karena hal ini dapat merusak bantalan tersebut. Treker dua kaki digunakan untuk melepas bearing yang berukuran kecil atau sedang. b. Puller/treker tiga kaki
Puller ini pada prinsipnya memiki fungsi yang sama dengan puller dua kaki. Hanya saja pada puller tiga kaki digunakan untuk menarik bearing yang lebih besar dikarenakan puller ini mempunyai keseimbangan yang lebih baik daripada puller dua kaki. Sehingga dengan keseimbangan tersebut meskipun bearing yang ditarik relatif lebih besar, momen putar pada kunci putar relatif lebih ringan. c. Bearing Puller Attachment
Bearing puller attachment adalah puller khusus yang didesain untuk melepas bantalan yang berada pada posisi yang tidak dapat dijangkau oleh kaki puller biasa. Bantalan ini dapat dilepas menggunakan bearing puller attachment yang dipasang sedimikian rupa. Keraskan baut pengikat bearing puller attachmen sehingga mendesak bantalan terlepas dari tempatnya. Bearing puller attachment terdiri dari dua bagian yang dihubungkan dengan dua baut (bold). Kedua bagian ini memiliki bentuk setengah lingkaran dengan bagian tengahnya dibuat lebih tipis. Bagian pinggir yang tipis ini dipasang di bawah bearing dan diatur peletakkannya oleh dua bolt. Setiap bagian memiliki lubang yang digunakan untuk memasng push puller. Attachmen juga memiliki groove didalamnya sehingga puller dengan dua jaw dapat dihubungkan. d. Puller bantalan pilot (bearing cup puller)
Bearing cup puller atau pillot bearing puller digunakan untuk menarik bearing dari bagian tengah bearing atau bearing yang terpasang pada lubang. Bearing cup puller mirip dengan puller dua kaki, namun kaki pada bearing cup puller ditahan oleh adjusting screw. Kaki menahan di dua tempat. Kaki dari bearing cup puller dapat bergerak ke luar dan kedalam sepanjang rod. Bearing cup puller juga digunakan untuk melepas part dari lubang yang berada di tempat dengan ruang terbatas dimana puller lain tidak dapat digunakan. Bearing cup puller melepaskan part yang telah ditekan pada posisinya. 4. Sliding hammer
Sliding hammer puller adalah shank logam dengan sebuah handle di salah satu ujungnya dan sebuah attachment untuk memegang part di ujung lainnya. Attachment dapat dilepas sehingga dapat diganti dengan attachment lain. Diantara handle dan pemegang attachment terdapat hammer berat yang dapat sliding sepanjang shaft. Ujung sliding hammer berbentuk kerucut yang akan mengontrol pengaturan attachment, dan sebuah bola yang berada di dekat handle di dekat ujung shaft. Sliding hammer puller digunakan untuk membuka part yang telah ditekan ke dalam lubang. Sliding hammer dibutuhkan jika tidak ada permukaan yang bisa digunakan untuk penekanan balik bagi forcing screw. Hammer memberikan gaya yang dibutuhkan untuk menarik part keluar dari lubang. Jaw yang dapat diputar, digunakan untuk menarik bagian part keluar dari shaft keluar dari shaft meskipun ada permukaan yang dapat didorong. Pulling attachmaent diletakkan dalam posisinya dan kemudian hammer dipukulkan dengan cepat pada ball stop. Ball stop mengirim gaya dari hammer ke pemegang attachment dan part akan terlepas 5. Piston ring plier
Piston ring plier (tang ring torak) adalah alat untuk membantu melepas dan memasang ring torak. Alat ini digunakan untuk memudahkan pemasangan ring torak, menghindari kerusakan atau cacat pada torak maupun ring torak. 6. Piston ring compressor
Piston ring compressor adalah alat yang digunakan untuk menekan ring piston pada waktu pemasangan ring piston dan piston ke dalam silinder. Piston ring compressor dibuat dalam berbagai ukuran, menyerupai silinder linear yang telah dilengkapi dengan penyetel. Penyetel berfungsi menyesuaikan diameter piston ring compressor (membesar dan mengecil) ketika digunakan. 7. Valve spring compressor
Valve spring compressor digunakan untuk melepas dan memasang pengunci katup pada taper. Tanpa alat ini akan sangat sulit melepas ataupun memasng katup pada kepala silinder. 8. Clutch alighting tool
Clutch alightning tool digunakan untuk meluruskan atau memposisikan kanvas kopling (clutch disk) agar benar-benar berada di posisi tengah sebelum baut plat penekan (pressure plate) dikencangkan. Hal ini dilakukan agar pemasangan transmisi atau input shaft transmisi mudah masuk kedalam clutch disc. 9. Kunci filter oli (oil strap wrench)
Filter strap wrench terdiri dari base, yang dibuat melengkung untuk disesuaikan dengan bentuk filter, rotating retaining pin yang terletak di dalam base dan sabuk nilon berukuran 600 mm x 50 mm. Retaining pin memiliki sebuah slot dimana ujung sabuk bisa dimasukkan dan mempunyai dua lubang penggerak berukuran setengah inchi untuk ratchet. Wrench digunakan untuk melepaskan dan memasanag fuel filter dan oil filter jenis spin on. Wrench ini mampu mengaplikasikan torque tinggi pada filter berukuran besar tanpa menyebabkan rusak pada tabung filter. Bersihkanlah grease dan oli yang berlebihan dari filter untuk mencegah agar wrench tidak tergelincir. Jauhkan tangan dari posisi yang dapat mengakibatkan cedera apabila wrench tiba-tiba selip. 10. Pelindung seal oli (oil seal protector sleeve)
Saat memasang seal oli, terkadang bisa cacat karena gesekan atau terkena bagian yang tajam dari komponen. Oil seal protector sleeve adalah alat yang digunakan untuk menghindari cacat saat pemasangan seal oli dan juga mempermudah proses pemasangan. 11. Penekan piston rem cakram (disc brake piston compressor)
Kanvas rem yang sudah tipis tentunya harus diganti dengan yang baru dan masih tebal. Pada kondisi ini berarti piston rem terdorong ke depan sehingga kanvas rem yang tebal tidak bisa dipasangkan. Untuk dapat memasang caliper, maka butuh pendorong piston ke dalam. Disk brake piston compressor adalah alat penekan atau pendorong piston ke dalam, atau dapat juga digunakan untuk memasang piston disc brake saat mengganti seal piston. 12. Penekan pegas coil
Sesuai namanya alat ini digunakan untuk menekan pegas coil shock absorber. Penekan ini akan memperpendek pegas dan menghilangkan gaya tekan terhadap shock absorber sehingga dapat dilakukan pembongkaran dan pemasangan shock absorber. 13. Treker ball joint
Treker ball joint memiliki beberapa bentuk yaitu ball joint splitter puller, splitter scissor, dan drafter ball joint splitter (fork). Ketiga macam treker tersebut fungsinya adalah sama, yaitu untuk memisahkan ball joint dari dudukannya. Treker ball joint diperlukan karena pertautan antara ball joint dan dudukannya berbentuk tirus, sehingga saat dikencangkan oleh mur penguncinya, bagian batang tirus menjadi sangat erat terhadap dudukannya. Jika tidak menggunakan treker ball joint, maka dibutuhkan getaran dengan jalan memukul-mukul dudukan ball joint agar ball joint terlepas. Hal ini dapat merusak atau mengubah bentuk ball joint. 14. Clamp G
Clamp G memiliki ukuran yang berbeda-beda dari 25 mm hingga lebih dari 300 mm. G clamp diberi nama karena bentuk badannya seperti haruf G dan tyerbuat dari baja tuang atau tempa. Screw pengencang terdapat pada bagian ujung clamp body dan dapat diputar untuk melonggarkan atau mengencangkan benda-benda yang dijepit antara screw dan bidang rata di ujung clamp body lainnya. Bagian kecil dan rata pada ujung screw pengencang mencegah agar benda yang dijepit tidak rusak. Penggunaan utama G clamp adalah untuk menahan benda secara bersama-sama ketika diikat atau dibentuk, mengamankan benda pada meja saat dikerjakan dengan mesin, dan memberikan pegangan yang dapat mencengkram untuk meningkatkan safety. 15. Kunci momen (torque wrench) Kunci momen (torque wrench) digunakan untuk mengukur gaya puntir pada baut dan mur agar mencapai momen kekencangan tertentu. Jenis kunci momen yang ada terdiri atas model deflecting beam (batang jarum), model dial indikator, dan model setting mikrometer. Pada ujung kunci momen (dekat dengan handle kunci momen) terdapat angka-angka yang menunjukkan nilai kekencangan dari mur dan baut yang ingin dikencangkan. Contoh penggunaan kunci momen misalnya pada penyetelan baut kepala silinder dan baut-baut pada unit defferensial (pada mobil). Penyetelan momen kekencangan baut/mur yang baik dilakukan secara bertahap sampai diperoleh momen kekencangan yang sesuai. Jenis-jenis kunci momen sebagai berikut : a. Model dial indicator
Kunci momen dial indicator, menunjukkan besaran momen kekencangan oleh sebuah indikator. Jarum penunjuk yang bergerak dan menunjuk pada skala tertentu seiring dengan besarnya momen pengencangan yang dilakukan. b. Model defleting beam (batang jarum)
Kunci momen model defleting beam, menunjukkan besar ukuran momen kekencangan oleh sebuah batang penunjuk. Batang penunjuk akan bergerak dan menunjuk pada skala tertentu seiring dengan besarnya momen pengencangan yang dilakukan. c. Model click torque wrench
Kunci momen model “click” merupakan yang paling banyak digunakan karena sangat praktis. Cara penggunaannya cukup dengan menyetel sesuai ukuran kekencangan yang diinginkan, kemudian kunci momen akan memberi bunyi “klik” saat kekencangan baut mencapai ukuran kekencangan sesuai penyetelan. -Selamat belajar-

Kamis, 09 September 2021

SISTEM PELUMASAN

SISTEM PELUMASAN (LUBRICANT SYSTEM) Sistem pelumasan merupakan suatu sistem penyaluran cairan pelumas (oli) yang bertujuan melapisi setiap komponen mesin sehingga dapat mengurangi gesekan antarkomponen yang dapat menyebabkan keausan. Sistem pelumasan memiliki peranan penting dalam mekanisme kerja mesin diantaranya : 1. Mengurangi gesekan Dalam hal ini, lapisan oil film mencegah kontak langsung permukaan logam dengan logam lain. Engine terdiri dari beberapa komponen, ada komponen yang diam dan ada yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan gesekan. Gesekan ini akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, dan menghasilkan kotoran dan panas. Oleh karena itu, antar bagian yang bergesekan dilapisi oleh pelumas (oil film) untuk mengurangi gesekan. 2. Sebagai peredam Bagian piston, batang piston dan poros engkol adalah bagian yang menimbulkan suara brisik. Hal ini disebabkan oleh adanya benturan keras akibat adanya gaya tekan yang besar. Peran dari pelumas sebagai peredam adalah melapisi bagian permukaan tersebut sehingga benturan yang terjadi akan teredam dan suara engine akan menjadi lebih halus saat bekerja. 3. Sebagai antikarat Pelumas dapat mencegah karat pada engine karena memiliki lapisan film yang dapat menjaga kontak langsung logam baik dengan air maupun udara. Bagian-bagian penting dari mesin yang memerlukan pelumasan adalah sebagai berikut : a. Dinding silinder dan piston b. Bantalan poros engkol dan batang penggerak c. Bantalan poros nok/cam d. Mekanisme katup e. Pena poros f. Kipas pendingin g. Pompa h. Mekanisme pengapian Komponen sistem pelumasan Sistem pelumasan terdiri dari beberapa komponen antara lain sebagai berikut : 1. Minyak pelumas Minyak pelumas yang digunakan pada sistem pelumasan harus memiliki persyaratan sebagai berikut; a. Viskositas (kekentalan) minyak pelumas harus sesuai dengan komponen yang dilumasi, seperti penggunaan pada mesin tidak sama. b. Harus mempunyai daya lekat (oil film) yang baik. c. Tidak mudah bercampur dengan zat-zat lainnya. d. Memiliki sifat cleaning agent. e. Memiliki flash point (titik nyala) yang tinggi dan sukar menguap. f. Mudah memindahkan panas dan mempunyai titik beku yang rendah. 2. Oil Screen (Saringan kasar) Oil screen adalah saringan kasar yang dipasang pada saluran masuk pompa. Saringan ini berfungsi menyaring benda-benda yang kasar agar pompa tidak rusak. 3. Oil pan (Penampung oli) Oil pan berfungsi sebagai tempat penampungan oli yang akan diisap pompa dan ditekan ke bagian mesin yang membutuhkan pelumasan. 4. Oil pump (Pompa oli) Oil pump berfungsi mengisap dan menekan minyak pelumas ke bagian-bagian mesin yang memerlukan pelumasan. Oli yang ditekan terlebih dahulu disaring melalui oil filter. Terdapat berbagai jenis pompa oli antara lain sebagai berikut : a. Pompa oli model trochoid (pompa oli bentuk rotor) Pompa ini digerakkan oleh poros nok. Prinsip kerjanya adalah oli akan terisap dan akan ditekan berdasarkan peningkatan dan penurunan volume ruang yang dibentuk kedua rotor. Cara kerjanya yaitu, rotor bagian dalam berputar untuk mengisap oli melalui saluran masuk menuju ruang yang terbentuk antara dua gigi rotor. Oli akan menuju ke arah putaran rotor dan keluar menuju saluran keluar. b. Pompa model roda gigi Pompa model roda gigi ada dua macam, yaitu pompa roda gigi luar dan pompa roda gigi dalam. 1) Pompa roda gigi luar (eksternal gear) Penggerak pompa roda gigi luar adalah poros nok atau camshaft . Prinsip kerja sistem ini adalah oli akan terisap dan akan tertekan berdasarkan perputaran roda gigi. Roda gigi akan berputar mengisap oli dan akan masuk ke samping ke kanan atau ke kiri dari kedua roda gigi. Pada kondisi ini oli akan tertekan keluar menuju sistem. 2) Pompa roda gigi dalam (internal gear) Pompa ini digerakkan menggunakan poros engkol. Prinsip kerja sistem ini adalah oli akan terisap dan akan tertekan berdasarkan perputaran roda gigi. Roda gigi akan berputar mengisap oli dan akan masuk ke bagian no 4 ke ruangan yang terbentuk dari kedua roda gigi. Selanjutnya oli tertekan keluar dan menuju saluran luar. 5. Oil filter (Saringan oli) Oil filter berfungsi menyaring oli sebelum dialirkan ke komponen-komponen mesin sehingga keausan komponen dapat diperkecil dan umur kendaraan dapat diperpanjang. Letak pemasangannya adalah pada saluran tekan setelah pompa oli. Ada pula yang pemasangannya pada bagian luar dengan tujuan agar penggantian lebih mudah. a. Jenis-jenis saringan oli Jenis saringan oli dapat dibagi menjadi dua, yaitu saringan oli jenis elemen/terpisah dan saringan oli jenis utuh / catridge 1) Saringan oli jenis elemen Pada saringan oli jenis elemen pompa mendorong oli masuk melalui saluran masuk menuju saringan bagian luar. Selanjutnya oli disaring oleh elemen saringan dan masuk ke saringan bagian dalam. Setelah oli bersih, oli dialirkan ke saluran keluar untuk proses pelumasan. 2) Saringan oli jenis utuh/catridge Pada saringan oli jenis utuh, pompa oli memompa oli masuk ke bagian lubang kecil yang banyak dan kemudian masuk ke saringan oli untuk disaring. Selanjutnya oli bersih hasil saringan akan mengalir melalui satu lubang besar menuju komponen engineuntuk pelumasan. b. Katup-katup pada saringan oli 1) Katup bypass Katup bypass berfungsi menjaga komponen engine dari keausan pada saat saringan tersumbat. Katup bypass akan bekerja pada saat saringan tersumbat. 2) Katup anti balik Katup anti balik berfungsi mencegah oli dalam saringan bagian luar agar tidak mengalir ke dalam panci oli / carter pada saat mesin mati. Pada saat mesin hidup, oli menekan katup anti balik sehingga katup terbuka dan oli mengalir ke dalam saringan ke dalam sa 6. Oil pressure switch Oil pressure switch dipasang pada saluran utama (main galary hole) dan berfungsi menyensor tekanan minyak. Oil pressure valve dihubungkan dengan indicator lamp sehingga pengendara dapat langsung mengetahui jika tekanan oli rendah. Jika tekanan oli rendah lampu indikator akan menyala. Jika lampu mati artinya tekanan oli normal. KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS Minyak pelumas dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa indikator diantaranya berdasarkan beberapa indikator diantaranya berdasarkan kekentalan atau viskositas dan berdasarkan kekentalannya. 1. Berdasarkan kekentalan atau viskositas Kekentalan oli erat kaitannya dengan kemampuan kerja oli pada temperatur tertentu. Standarisasi kekentalan oli ke dalam di dalam dunia otomotif dilakukan oleh SAE (Spciety of Automotive Engineers) yang merupakan lembaga standarisasi di bidang otomotif. Berdasarkan kekentalan oli, SAE memberikan angka pada oli yang menunjukkantingkat kekentalannya. Angka yang semakin besar menunjukkan oli memiliki tingkat kekentalan yang tinggi dan angka yang semakin kecil menunjukkan oli memiliki tingkat kekentalan rendah. Bertdasarkan kekentalannya, oli dapat dibagi menjadi dua, yaitu oli single grade dan oli multigrade. a. Oli single grade Oli single grade merupakan oli yang memiliki tingkat kekentalan yang tetap, baik dalam kondisi temperatur tinggi maupun temperatur rendah. Pada saat pertama kali oli muncul , tingkat kekentalan oli yang ada hanya single grade atau satu jenis saja. Oli single grade cocok digunakan pada kondisi berkendara di negara yang memiliki cuaca yang stabil atau tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan temperature. Tingkat kekentalan oli single grade dinyatakan hanya dalam satu tingkat saja. Contohnya adalah oli SAE 40, SAE 30, dan SAE 20. SAE 40 lebih kental dan mengalir lebih lambat daripada SAE 30. b. Oli multigrade Oli multigrade, yaitu oli yang dibuat dengan kemampuan untuk tidak mudah encer apabila temperature mesin tiggi dan tidak mudah membeku pada saat temperatur mesin rendah. Hal tersebut membuat oli multigrade tetap memiliki kemampuan mengalir yang baik pada saat temperature mesin tinggi dan pada saat temperature mesin rendah. Tingkat kekentalan oli multigrade dinyatakan dalam lebih dari satu tingkat. Contohnya adalah SAE 20W50. Huruf W merupakan singkatan dari Winter. Jika anda menemukan produk oliSAE 20W50, artinya oli tersebut akan berada pada tingkat kekentalan SAE 20 pada saat temperature mesin rendah dan akan berada pada tingkat kekentalan SAE 50 pada saat temperatur mesin tinggi. 2. Berdasarkan penggunaan minyak pelumas Kualifikasi oli mesin diklasifikasikan sesuai dengan standar American Petroleum Institute (API). API merupakan asosiasi bidang pelumas yang memberi yang memberi standarisasi kode kualitas oli. Kode kualitas oli berdasarkan penggunaannya dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu untuk penggunaan mesin bensin dan untuk penggunaan mesin diesel. a. Pengunaan oli untuk mesin bensin Penggunaan oli untuk mesin bensin umumnya menggunakan kode awal huruf S yang bermakna “spark” atau percikkan api, kemudian diikuti huruf kedua yang menunjukkan urutan pengembangan oli. Huruf kedua juga menunjukkan karakter atau kualitas terbaru dari oli. Misalnya AP SG, API SJ, API SM, API SN, API SL. API SJ merupakan jenis oli lebih baru dari API SG. Semakin baru oli, kode huruf kedua semakin menjauh dari huruf A dan semakin mendekat sengan huruf Z. Pada umumnya mobil-mobil terbaru engine bensin keluaran tahun 2010akan menggunakan oli dengan kualitas API SN dan tidak dapat menggunakan oli dengan kualitas dibawahnya, misalnya menggunakan oli dengan kualitas API SG. Hal ini karena akan berpengaruh terhadap komponenkomponen engine bensin keluaran tahun 2010 yang sudah dirancang menggunakan oli dengan kualitas API SN, sebaliknya mobil-mobil keluaran tahun 1990 an umumnya menggunakan oli dengan kualitas API SG atau API SH dan tidak dapat menggunakan oli dengan kualitas API SN. b. Penggunaan oli untuk mesin diesel Penggunaan oli untuk mesin diesel umumnya menggunakan kode awal huruf “C” yang bermakna combustion atau kompresi, kemudian diikuti huruf kedua yang menunjukkan urutan pengembangan oli. Sama halnya dengan pemberian kode huruf kedua pada engine bensin, huruf kedua juga menandakan karakter atau kualitas terbaru dari oli. Contohnya API CF, API CH, API CI, dan API CJ. API CJ merupakan oli lebih baru dari API CF. Semakin baru oli, kode huruf kedua semakin menjauh dari huruf A dan semakin mendekat dengan huruf Z. MACAM-MACAM SISTEM PELUMASAN Sistem pelumasan pada kendaraan, baik motor maupun mobil dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu; 1. Jenis percik (Splash type) Pada sistem pelumasan jenis ini, connecting rod piston dilengkapi dengan sendok pemercik yang berada pada ujung bagian bawah dari connecting rod piston. Pada saat engine berputar sendok pemercik akan memercikkan oli yang ada di bak oli ke dinding silinder dan bearing. Jenis ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana , tetapi sulit untuk melumasi bagian-bagian yang memiliki celah lebih sempit. Oleh karena itu, sistem pelumasan tipe ini sudah tidak digunakan lagi. 2. Jenis Tekanan (Pressure Feed Type) Pada model ini sistem pelumasan memakai pompa oli yang berfungsi mensirkulasikan oli ke komponen-komponen engine. Model ini merupakan jenis yang digunakan pada kendaraan saat ini. Ada dua macam sistem pelumasan jenis tekan yaitu gear type dan trochoid type. 3. Jenis kombinasi Jenis kombinasi merupakan gabungan antara sistem pelumasan tipe percik dan tipe tekanan. Sistem ini dapat digambarkan sebagai berikut : a. Katup pembebas akan memungkinkan tekanan oli yang berlebihan kembali ke oil pan. b. Saringan oli dipasangkan untuk menghalagi partikel-partikelkotoran terbawa masuk oleh oil engine yang dapat menimbulkan keriusakan engine. c. Sirkulasi oli ke komponen engine dilakukan oleh komponen yang disebut oil pump. d. By-pass valve merupakan komponen yang berfungsi membantyu sirkulasi oli jika oli tidak tersaring atau saringan oli tersumbat. e. Katup ventilasi ruang engkol (Positive Crankcase Ventilation ((PCV) dirancang untuk membuang kebocoran asap yang dihasilkan oleh pembakaran-pembakaran yang masuk ke ruang engkol. f. Tekanan oli diberikan alat indikator agar memberi tanda kinerj pelumas bekerja baik.

Senin, 08 Juni 2020

FISIKA - BESARAN SKALAR DAN VEKTOR

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR
A.   BESARAN SKALAR
Skalar merupakan konsep yang digunakan dalam matematika and fisika. Konsep yang dipakai dalam fisika adalah versi yang lebih konkret dari ide yang sama dalam matematika.
Dalam matematika, arti skalar bergantung kepada konteksnya; kata ini bisa berkaitan dengan bilangan real atau bilangan kompleks atau bilangan rasional. Secara umum, ketika ruang vektor dalam medan F dipelajari, maka F disebut medan skalar. Dalam aljabar matriks, skalar didefinisikan sebagai matriks berordo 1×1 dan memiliki sifat-sifat seperti bilangan belaka.
Dalam fisika, skalar adalah kuantitas yang bisa dijelaskan dengan suatu angka (entah itu tanpa dimensi, atau dalam suatu kuantitas fisika). Kuantitas skalar mempunyai besar (magnitudo), tetapi tidak mempunyai arah dan oleh karena itu berbeda dengan vektor.
Besaran skalar adalah besaran yang cukup dinyatakan dengan besarnya saja (magnitude) tanpa mempedulikan arahnya.
Pada saat anda menghitung luas sebuah bidang bujur sangkar, maka anda hanya menyebut angka (nilai) nya saja, misalkan 25 cm² Demikian pula, saat anda membeli dan menimbang satu keranjang buah mangga, maka pada timbangan tertera angka yang menunjukkan massa mangga tersebut, misalkan 4 kg.
Pada contoh tersebut diatas, besaran Luas bujur sangkar dan Massa mangga merupakan besaran skalar, yaitu besaran yang hanya memilik besar (nilai) saja dan tidak memiliki arah.
Berikut ini adalah 7 besaran scalar yang telah ditetapkan dalam satuan internasional (SI) disertai dengan lambing dan satuannya :






B.     BESARAN VEKTOR
Kata vektor berasal dari bahasa Latin yang berarti “pembawa” (carrier), yang ada hubungannya dengan “pergeseran” (displacement). Vektor biasanya digunakan untuk menggambarkan perpindahan suatu partikel atau benda yang bergerak, atau juga untuk menggambarkan suatu gaya. Vektor digambarkan dengan sebuah garis dengan anak panah di salah satu ujungnya, yang menunjukkan arah perpindahan/pergeseran dari partikel tersebut.
Pergeseran suatu partikel adalah perubahan posisi dari partikel tersebut. Jika sebuah partikel berpindah dari posisi A ke posisi B, maka pergeserannya dapat dinyatakan dengan vektor AB yang memiliki anak panah di B yang menunjukkan bahwa pergeseran tersebut mulai dari A ke B (Gambar 1.a). Dengan cara yang sama, perubahan posisi partikel dari posisi B ke posisi C dapat dinyatakan dengan vektor BC (Gambar 1.b). Hasil total kedua pergeseran ini sama dengan pergeseran dari A ke C, sehingga vektor AC disebut sebagai jumlah atau resultan dari pergeseran AB dan BC.
Gambar Vektor 

Beberapa besaran fisis lain memiliki sifat seperti “pergeseran”, yaitu disamping mempunyai besar juga mempunyai arah. Jadi untuk menyatakan besaran fisis tersebut, disamping menyatakan nilainya, kita juga harus menyatakan arahnya. Besaran fisis seperti ini dikatakan sebagai besaran vektor. Secara umum besaran vektor adalah besaran yang mempunyai besar dan arah.

Terbaik

TIPE DAN KARAKTERISTIK SISTEM SUSPENSI