Kamis, 09 September 2021
SISTEM PELUMASAN
SISTEM PELUMASAN (LUBRICANT SYSTEM)
Sistem pelumasan merupakan suatu sistem penyaluran cairan pelumas (oli) yang bertujuan melapisi setiap komponen
mesin sehingga dapat mengurangi gesekan antarkomponen yang dapat menyebabkan keausan. Sistem pelumasan
memiliki peranan penting dalam mekanisme kerja mesin diantaranya :
1. Mengurangi gesekan
Dalam hal ini, lapisan oil film mencegah kontak langsung permukaan logam dengan logam lain. Engine terdiri dari
beberapa komponen, ada komponen yang diam dan ada yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang
lain akan menimbulkan gesekan. Gesekan ini akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, dan menghasilkan
kotoran dan panas. Oleh karena itu, antar bagian yang bergesekan dilapisi oleh pelumas (oil film) untuk
mengurangi gesekan.
2. Sebagai peredam
Bagian piston, batang piston dan poros engkol adalah bagian yang menimbulkan suara brisik. Hal ini disebabkan
oleh adanya benturan keras akibat adanya gaya tekan yang besar. Peran dari pelumas sebagai peredam adalah
melapisi bagian permukaan tersebut sehingga benturan yang terjadi akan teredam dan suara engine akan menjadi
lebih halus saat bekerja.
3. Sebagai antikarat
Pelumas dapat mencegah karat pada engine karena memiliki lapisan film yang dapat menjaga kontak langsung
logam baik dengan air maupun udara. Bagian-bagian penting dari mesin yang memerlukan pelumasan adalah
sebagai berikut :
a. Dinding silinder dan piston
b. Bantalan poros engkol dan batang penggerak
c. Bantalan poros nok/cam
d. Mekanisme katup
e. Pena poros
f. Kipas pendingin
g. Pompa
h. Mekanisme pengapian
Komponen sistem pelumasan
Sistem pelumasan terdiri dari beberapa komponen antara lain sebagai berikut :
1. Minyak pelumas
Minyak pelumas yang digunakan pada sistem pelumasan harus memiliki persyaratan sebagai berikut;
a. Viskositas (kekentalan) minyak pelumas harus sesuai dengan komponen yang dilumasi, seperti penggunaan
pada mesin tidak sama.
b. Harus mempunyai daya lekat (oil film) yang baik.
c. Tidak mudah bercampur dengan zat-zat lainnya.
d. Memiliki sifat cleaning agent.
e. Memiliki flash point (titik nyala) yang tinggi dan sukar menguap.
f. Mudah memindahkan panas dan mempunyai titik beku yang rendah.
2. Oil Screen (Saringan kasar)
Oil screen adalah saringan kasar yang dipasang pada saluran masuk pompa. Saringan ini berfungsi menyaring
benda-benda yang kasar agar pompa tidak rusak.
3. Oil pan (Penampung oli)
Oil pan berfungsi sebagai tempat penampungan oli yang akan diisap pompa dan ditekan ke bagian mesin yang
membutuhkan pelumasan.
4. Oil pump (Pompa oli)
Oil pump berfungsi mengisap dan menekan minyak pelumas ke bagian-bagian mesin yang memerlukan
pelumasan. Oli yang ditekan terlebih dahulu disaring melalui oil filter. Terdapat berbagai jenis pompa oli antara
lain sebagai berikut :
a. Pompa oli model trochoid (pompa oli bentuk rotor)
Pompa ini digerakkan oleh poros nok.
Prinsip kerjanya adalah oli akan terisap dan akan ditekan berdasarkan peningkatan dan penurunan volume
ruang yang dibentuk kedua rotor. Cara kerjanya yaitu, rotor bagian dalam berputar untuk mengisap oli melalui
saluran masuk menuju ruang yang terbentuk antara dua gigi rotor. Oli akan menuju ke arah putaran rotor dan
keluar menuju saluran keluar.
b. Pompa model roda gigi
Pompa model roda gigi ada dua macam, yaitu pompa roda gigi luar dan pompa roda gigi dalam.
1) Pompa roda gigi luar (eksternal gear)
Penggerak pompa roda gigi luar adalah poros nok atau camshaft .
Prinsip kerja sistem ini adalah oli akan terisap dan akan tertekan berdasarkan perputaran roda gigi. Roda
gigi akan berputar mengisap oli dan akan masuk ke samping ke kanan atau ke kiri dari kedua roda gigi.
Pada kondisi ini oli akan tertekan keluar menuju sistem.
2) Pompa roda gigi dalam (internal gear)
Pompa ini digerakkan menggunakan poros engkol.
Prinsip kerja sistem ini adalah oli akan terisap dan akan tertekan berdasarkan perputaran roda gigi. Roda
gigi akan berputar mengisap oli dan akan masuk ke bagian no 4 ke ruangan yang terbentuk dari kedua
roda gigi. Selanjutnya oli tertekan keluar dan menuju saluran luar.
5. Oil filter (Saringan oli)
Oil filter berfungsi menyaring oli sebelum dialirkan ke komponen-komponen mesin sehingga keausan
komponen dapat diperkecil dan umur kendaraan dapat diperpanjang. Letak pemasangannya adalah pada saluran
tekan setelah pompa oli. Ada pula yang pemasangannya pada bagian luar dengan tujuan agar penggantian lebih
mudah.
a. Jenis-jenis saringan oli
Jenis saringan oli dapat dibagi menjadi dua, yaitu saringan oli jenis elemen/terpisah dan saringan oli jenis utuh
/ catridge
1) Saringan oli jenis elemen
Pada saringan oli jenis elemen pompa mendorong oli masuk melalui saluran masuk menuju
saringan bagian luar. Selanjutnya oli disaring oleh elemen saringan dan masuk ke saringan bagian dalam.
Setelah oli bersih, oli dialirkan ke saluran keluar untuk proses pelumasan.
2) Saringan oli jenis utuh/catridge
Pada saringan oli jenis utuh, pompa oli memompa oli masuk ke bagian lubang kecil yang banyak dan
kemudian masuk ke saringan oli untuk disaring. Selanjutnya oli bersih hasil saringan akan mengalir melalui
satu lubang besar menuju komponen engineuntuk pelumasan.
b. Katup-katup pada saringan oli
1) Katup bypass
Katup bypass berfungsi menjaga komponen engine dari keausan pada saat saringan tersumbat. Katup
bypass akan bekerja pada saat saringan tersumbat.
2) Katup anti balik
Katup anti balik berfungsi mencegah oli dalam saringan bagian luar agar tidak mengalir ke dalam panci oli
/ carter pada saat mesin mati.
Pada saat mesin hidup, oli menekan katup anti balik sehingga katup terbuka dan oli mengalir ke dalam
saringan ke dalam sa
6. Oil pressure switch
Oil pressure switch dipasang pada saluran utama (main galary hole) dan berfungsi menyensor tekanan minyak.
Oil pressure valve dihubungkan dengan indicator lamp sehingga pengendara dapat langsung mengetahui jika
tekanan oli rendah. Jika tekanan oli rendah lampu indikator akan menyala. Jika lampu mati artinya tekanan oli
normal.
KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS
Minyak pelumas dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa indikator diantaranya berdasarkan beberapa
indikator diantaranya berdasarkan kekentalan atau viskositas dan berdasarkan kekentalannya.
1. Berdasarkan kekentalan atau viskositas
Kekentalan oli erat kaitannya dengan kemampuan kerja oli pada temperatur tertentu. Standarisasi kekentalan
oli ke dalam di dalam dunia otomotif dilakukan oleh SAE (Spciety of Automotive Engineers) yang merupakan
lembaga standarisasi di bidang otomotif. Berdasarkan kekentalan oli, SAE memberikan angka pada oli yang
menunjukkantingkat kekentalannya. Angka yang semakin besar menunjukkan oli memiliki tingkat kekentalan
yang tinggi dan angka yang semakin kecil menunjukkan oli memiliki tingkat kekentalan rendah.
Bertdasarkan kekentalannya, oli dapat dibagi menjadi dua, yaitu oli single grade dan oli multigrade.
a. Oli single grade
Oli single grade merupakan oli yang memiliki tingkat kekentalan yang tetap, baik dalam kondisi
temperatur tinggi maupun temperatur rendah. Pada saat pertama kali oli muncul , tingkat kekentalan oli
yang ada hanya single grade atau satu jenis saja. Oli single grade cocok digunakan pada kondisi
berkendara di negara yang memiliki cuaca yang stabil atau tidak terlalu dipengaruhi oleh perubahan
temperature. Tingkat kekentalan oli single grade dinyatakan hanya dalam satu tingkat saja. Contohnya
adalah oli SAE 40, SAE 30, dan SAE 20. SAE 40 lebih kental dan mengalir lebih lambat daripada SAE 30.
b. Oli multigrade
Oli multigrade, yaitu oli yang dibuat dengan kemampuan untuk tidak mudah encer apabila temperature
mesin tiggi dan tidak mudah membeku pada saat temperatur mesin rendah. Hal tersebut membuat oli
multigrade tetap memiliki kemampuan mengalir yang baik pada saat temperature mesin tinggi dan pada
saat temperature mesin rendah. Tingkat kekentalan oli multigrade dinyatakan dalam lebih dari satu
tingkat. Contohnya adalah SAE 20W50. Huruf W merupakan singkatan dari Winter. Jika anda menemukan
produk oliSAE 20W50, artinya oli tersebut akan berada pada tingkat kekentalan SAE 20 pada saat
temperature mesin rendah dan akan berada pada tingkat kekentalan SAE 50 pada saat temperatur mesin
tinggi.
2. Berdasarkan penggunaan minyak pelumas
Kualifikasi oli mesin diklasifikasikan sesuai dengan standar American Petroleum Institute (API). API merupakan
asosiasi bidang pelumas yang memberi yang memberi standarisasi kode kualitas oli. Kode kualitas oli
berdasarkan penggunaannya dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu untuk penggunaan mesin bensin dan
untuk penggunaan mesin diesel.
a. Pengunaan oli untuk mesin bensin
Penggunaan oli untuk mesin bensin umumnya menggunakan kode awal huruf S yang bermakna “spark”
atau percikkan api, kemudian diikuti huruf kedua yang menunjukkan urutan pengembangan oli. Huruf
kedua juga menunjukkan karakter atau kualitas terbaru dari oli. Misalnya AP SG, API SJ, API SM, API SN,
API SL. API SJ merupakan jenis oli lebih baru dari API SG. Semakin baru oli, kode huruf kedua semakin
menjauh dari huruf A dan semakin mendekat sengan huruf Z.
Pada umumnya mobil-mobil terbaru engine bensin keluaran tahun 2010akan menggunakan oli
dengan kualitas API SN dan tidak dapat menggunakan oli dengan kualitas dibawahnya, misalnya
menggunakan oli dengan kualitas API SG. Hal ini karena akan berpengaruh terhadap komponenkomponen engine bensin keluaran tahun 2010 yang sudah dirancang menggunakan oli dengan kualitas
API SN, sebaliknya mobil-mobil keluaran tahun 1990 an umumnya menggunakan oli dengan kualitas API
SG atau API SH dan tidak dapat menggunakan oli dengan kualitas API SN.
b. Penggunaan oli untuk mesin diesel
Penggunaan oli untuk mesin diesel umumnya menggunakan kode awal huruf “C” yang bermakna
combustion atau kompresi, kemudian diikuti huruf kedua yang menunjukkan urutan pengembangan oli.
Sama halnya dengan pemberian kode huruf kedua pada engine bensin, huruf kedua juga menandakan
karakter atau kualitas terbaru dari oli. Contohnya API CF, API CH, API CI, dan API CJ. API CJ merupakan oli
lebih baru dari API CF. Semakin baru oli, kode huruf kedua semakin menjauh dari huruf A dan semakin
mendekat dengan huruf Z.
MACAM-MACAM SISTEM PELUMASAN
Sistem pelumasan pada kendaraan, baik motor maupun mobil dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu;
1. Jenis percik (Splash type)
Pada sistem pelumasan jenis ini, connecting rod piston dilengkapi dengan sendok pemercik yang berada pada ujung
bagian bawah dari connecting rod piston. Pada saat engine berputar sendok pemercik akan memercikkan oli yang
ada di bak oli ke dinding silinder dan bearing. Jenis ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana , tetapi sulit untuk
melumasi bagian-bagian yang memiliki celah lebih sempit. Oleh karena itu, sistem pelumasan tipe ini sudah tidak
digunakan lagi.
2. Jenis Tekanan (Pressure Feed Type)
Pada model ini sistem pelumasan memakai pompa oli yang berfungsi mensirkulasikan oli ke komponen-komponen
engine. Model ini merupakan jenis yang digunakan pada kendaraan saat ini. Ada dua macam sistem pelumasan jenis
tekan yaitu gear type dan trochoid type.
3. Jenis kombinasi
Jenis kombinasi merupakan gabungan antara sistem pelumasan tipe percik dan tipe tekanan.
Sistem ini dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Katup pembebas akan memungkinkan tekanan oli yang berlebihan kembali ke oil pan.
b. Saringan oli dipasangkan untuk menghalagi partikel-partikelkotoran terbawa masuk oleh oil engine yang dapat
menimbulkan keriusakan engine.
c. Sirkulasi oli ke komponen engine dilakukan oleh komponen yang disebut oil pump.
d. By-pass valve merupakan komponen yang berfungsi membantyu sirkulasi oli jika oli tidak tersaring atau saringan
oli tersumbat.
e. Katup ventilasi ruang engkol (Positive Crankcase Ventilation ((PCV) dirancang untuk membuang kebocoran asap
yang dihasilkan oleh pembakaran-pembakaran yang masuk ke ruang engkol.
f. Tekanan oli diberikan alat indikator agar memberi tanda kinerj pelumas bekerja baik.
Selasa, 23 Juni 2020
Senin, 08 Juni 2020
FISIKA - BESARAN SKALAR DAN VEKTOR
BESARAN SKALAR DAN VEKTOR
A. BESARAN SKALAR
Skalar merupakan konsep yang digunakan dalam matematika
and fisika.
Konsep yang dipakai dalam fisika adalah versi yang lebih konkret dari ide yang
sama dalam matematika.
Dalam
matematika, arti skalar bergantung kepada konteksnya; kata ini bisa
berkaitan dengan bilangan real atau bilangan kompleks atau bilangan
rasional. Secara umum, ketika ruang vektor
dalam medan F dipelajari, maka F disebut medan skalar.
Dalam aljabar
matriks, skalar
didefinisikan sebagai matriks berordo 1×1 dan memiliki
sifat-sifat seperti bilangan belaka.
Dalam fisika, skalar
adalah kuantitas yang bisa dijelaskan dengan suatu angka (entah itu tanpa
dimensi, atau dalam suatu kuantitas fisika). Kuantitas skalar mempunyai besar (magnitudo),
tetapi tidak mempunyai arah dan oleh karena itu berbeda dengan vektor.
Besaran
skalar adalah besaran yang cukup dinyatakan dengan besarnya saja (magnitude) tanpa mempedulikan arahnya.
Pada saat anda
menghitung luas sebuah bidang
bujur sangkar, maka anda hanya menyebut angka (nilai) nya saja, misalkan 25 cm²
Demikian pula, saat anda membeli dan menimbang satu keranjang buah mangga, maka
pada timbangan tertera angka yang menunjukkan massa mangga tersebut, misalkan 4 kg.
Pada contoh
tersebut diatas, besaran Luas
bujur sangkar dan Massa mangga
merupakan besaran skalar, yaitu besaran
yang hanya memilik besar (nilai) saja dan tidak memiliki arah.
Berikut
ini adalah 7 besaran scalar yang telah ditetapkan dalam satuan internasional
(SI) disertai dengan lambing dan satuannya :
B. BESARAN VEKTOR
Kata
vektor berasal dari bahasa Latin yang berarti “pembawa” (carrier), yang ada hubungannya dengan “pergeseran” (displacement). Vektor biasanya digunakan untuk
menggambarkan perpindahan
suatu partikel atau
benda yang bergerak, atau juga untuk menggambarkan suatu gaya. Vektor digambarkan
dengan sebuah garis dengan anak panah di salah satu ujungnya, yang menunjukkan
arah perpindahan/pergeseran dari partikel tersebut.
Pergeseran suatu partikel adalah perubahan posisi dari partikel tersebut. Jika sebuah
partikel berpindah dari posisi A ke posisi B, maka pergeserannya dapat
dinyatakan dengan vektor AB yang memiliki anak panah di B yang
menunjukkan bahwa pergeseran tersebut mulai dari A ke B (Gambar 1.a). Dengan
cara yang sama, perubahan posisi partikel dari posisi B ke posisi C dapat
dinyatakan dengan vektor BC (Gambar 1.b). Hasil total kedua pergeseran
ini sama dengan pergeseran dari A ke C, sehingga vektor AC disebut
sebagai jumlah atau resultan dari pergeseran AB dan BC.
Gambar
Vektor
Minggu, 22 Maret 2020
Selasa, 03 September 2019
Jumat, 07 Desember 2018
Kamis, 06 Desember 2018
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Ada yang tau apa itu shock bekker ? Bagaimana caranya shockbekker bekerja ? yuk kita cari tahu jawabannya di artikel berikut : A. PENGERTI...
-
TAHUKAH KAMU APA SAJA TIPE SUSPENSI DAN BAGAIMANA KARAKTERISTIKNYA ? dengan mempelajari materi ini kamu akan mengetahui tipe dan karakterist...