BAB II
PEMBELAJARAN
Kegiatan Belajar 1. Memahami Definisi
Sistem Pengapian Elektronik Dan Prinsip Terjadinya Pengapian
A.
Deskripsi
Singkat
Kegiatan
belajar ini membantu siswa untuk memahami definisi sistem pengapian elektronik
dan prinsip terjadinya pengapian dilengkapi syarat-syarat sistem pengapian
serta perbandingan antara pengapian platina, elektronik dan pengapian komputer
(EFI).
B.
Relevansi
Memahami
definisi sistem pengapian elektronik dan prinsip terjadinya pengapian sangat
dibutuhkan sebagai dasar dalam mempelajari materi sistem pengapian elektronik
yang dibutuhkan dalam kegiatan memperbaiki sistem pengapian elektronik.
C.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi peserta
didik dapat menjelaskan definisi tentang pengertian sistem pengapian elektronik
dan prinsip terjadinya pengapian dengan tepat.
D.
Uraian Materi
1. Konsep
Dasar Terjadinya Pengapian
a.
Pengertian Api
Nyala api yang tampak pada hakekatnya adalah masa zat yang sedang berpijar yang
dihasilkan didalam proses kimia oksidasi yang berlangsung secara cepat dan
disertai pelepasan energi/panas.
b.
Syarat
Terjadinya Pembakaran
Api atau
pembakaran dapat terjadi karena adanya pertemuan 4 unsur dalam perbandingan
yang baik yaitu :
·
Bahan bakar.
·
Oksigen/zat pembakar.
·
Panas/sumber nyala yang cukup.
·
Reaksi radikal bebas yang berlangsung secara berantai.
c.
Penyebab Api Padam
Api akan
padam apabila :
·
Semua bahan telah habis terbakar.
·
Konsentrasi oksigen tidak cukup untuk berlansungnya
pembakaran.
·
Temperatur material berada di bawah suhu penyalaan.
·
Reaksi berantai terputus.
d.
Reaksi Radikal Bebas
Bahan bakar setelah dipanaskan akan mengalami perubahan :
·
Secara fisik menjadi gas.
·
Secara kimiawi akan menghasilkan atom-atom yang
berdiri bebas (radikal)
Contoh : Ethane (C2H6)====Bentuk bangun H – C – C – H
Setelah dipanaskan, salah satu atom H akan terlepas/berdiri bebas.
Atom H yang berdiri bebas inilah disebut H radikal (H*).
Atom H bersifat sangat reaktif atau mudah berkombinasi dengan oksigen menjadi HOO*.
Dan seterusnya akan menghasilkan HO* dan O*
Jadi nyala api adalah persenyawaan antara radikal-radikal tersebut.
Contoh : Ethane (C2H6)====Bentuk bangun H – C – C – H
Setelah dipanaskan, salah satu atom H akan terlepas/berdiri bebas.
Atom H yang berdiri bebas inilah disebut H radikal (H*).
Atom H bersifat sangat reaktif atau mudah berkombinasi dengan oksigen menjadi HOO*.
Dan seterusnya akan menghasilkan HO* dan O*
Jadi nyala api adalah persenyawaan antara radikal-radikal tersebut.
2. Syarat-syarat
sistem pengapian
1.
Tekanan kompresi
yang tinggi.
Pada saat
campuran bensin-udara dikompresi di dalam silinder, maka kesulitan utama yang
terjadi adalah bunga api meloncat di
antara celah elektroda busi sangat sulit, hal ini disebabkan udara merupakan
tahanan listrik dan tahanannya akan naik pada saat dikompresikan. Tegangan listrik
yang diperlukan harus cukup tinggi, sehingga dapat membangkitkan bunga api yang
kuat di antara celah elektroda busi.
2.
Saat pengapian
yang tepat dan percikan bunga api yang kuat.
Sisem pengapian
harus kuat dan tahan terhadap perubahan yang terjadi setiap saat pada ruang
mesin atau perubahan kondisi operasional kendaraan; harus tahan terhadap
getaran, panas, atau tahan terhadap tegangan tinggi yang dibangkitkan oleh
sistem pengapian itu sendiri.
3.
Perbandingan
campuran bensin dan udara yang tepat.
3. Pengertian
Sistem Pengapian Elektronik
Sistem pengapian berfungsi
untuk menghasilkan percikan api yang kuat dan tepat untuk membakar campuran
udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar. Beberapa macam sistem pengapian
diantaranya sistem pengapian kontak point, pengapian transistor, CDI dan pengapian
terkontrol komputer. Metode pengapian
transistor menggunakan cara
dimana arus yang
mengalir di coil primari pada ignition coil di interupsi
(dimatikan sebentar) dengan menjalankan switching transistor untuk menginduksi
tegangan tinggi pada kumparan sekunder. Untuk jenis kontak pemutus, begitu arus
primer pada ignition coil diputus oleh kontak
pemutus, maka akan
terjadi percikan api
pada saat kontak
poinnya terbuka. Karena itulah tegangan sekunder yang dihasilkannya
tidak akan stabil dan menimbulkan misfiring dengan mudah. Perbandingan dari
ketiga sistem pengapian diatas dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan sistem pengapian dengan kontak
pemutus, full transistor dan computer control.
Kontak Pemutus
|
Full Transistor
|
Computer Control
|
Pengapian
contact point pada kecepatan tinggi bisa berubah atau tidak stabil
|
Performa pada
kecepatan rendah dan tinggi cukup aman.
|
Performa pada
kecepatan rendah dan tinggi sangat aman.
|
Terjadi
percikan api, maka kontak pemutus harus diperiksa dan diganti secara berkala
|
Tidak
mempunyai kontak pemutus, maka tidak diperlukan lagi pemeriksaan.
|
Tidak
mempunyai kontak pemutus, maka tidak diperlukan lagi pemeriksaan.
|
Bila vacuum
dan centrifugal timing control tidak normal, maka pengipan mesin kurang pas
|
Sama seperti
gejala yang ada pada jenis kontak pemutus
|
Karena waktu
pengapian diatur oleh computer, maka sangat efisien.
|
Sebagai perbandingan, untuk
jenis pengapian transistor, arus primer diputus sebentar oleh transistor
sehingga interupsi terhadap arusnya adalah stabil pada kecapatan
rendah dan kumparan
sekunder bisa mengasilkan
tegangan tinggi dengan stabil. Karena adanya pembatasan gas buang, maka
diperlukan peningkatan energi pembakaran agar pengapiannya akurat tanpa terjadi
misfire meskipun kecepatannya rendah. Untuk melakukan hal tersebut, maka arus
primer harus dinaikkan. Untuk jenis interruption contact, hal ini sulit
dilakukan namun untuk jenis transistor, hal ini dapat dimungkinkan. Sebagai
tambahan, untuk meningkatkan performa pengapian pada kecepatan tinggi, jumlah
gulungan pada ignition coil primer harus dikurangi sehingga tahanan dan induksi
pada kumparan primer dapat diturunkan.
|
Perbandingan struktur dari masing-masing sistem pengapian dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel 2. Perbandingan struktur dari masing-masing sistem pengapian
Interrupter Contacting
|
Full Transistor
|
Computer Control
|
Arus primer
diputus oleh interrupter contact point
|
Arus primer
diputus melalui switching pada transistor
|
Arus primer
pada power transistor diputus oleh computer
|
Ignition coil
yang dipakai adalah tipe open magnetic circuit
|
Ignition coil yang dipakai adalah tipe open
magnetic circuit
|
Ignition coil
yang dipakai adalah tipe Mold
|
Status buka-tutup interrupter contact point
dilakukan oleh cam yang ada pada poros distributor.
|
Pemutusan arus
primer dilakukan melalui putaran signal rotor yang dipasang pada distributor
shaft
|
Signalnya
dihasilkan dari pemutusan cahaya melalui putaran disk yang dipasang pada
distributor shaft diantara LED dan photo diode atau sensor Ne, G dan ECM
|
Sistem pengapian
elektronik adalah sistem pengapian
yang memanfaatkan transistor untuk memutus dan menghubungkan arus primer koil.
Sistem pengapian elektronik terbagi menjadi sistem pengapian semi elektronik
dan sistem pengapian full elektronik.
Sistem pengapian
semi elektronik adalah sistem
pengapian yang proses pemutusan arus
primer koil menggunakan transistor, tetapi masih menggunakan kontak
pemutus sebagai pengontrol kerja transistor.
Sistem pengapian
full elektronik adalah sistem
pengapian yang proses pemutusan arus primer koil menggunakan transistor. Sinyal
pemicu kerja transistor berasal dari generator sinyal yang menghasilkan
tegangan ON dan OFF
Keuntungan dari sistem pengapian full transistor adalah :
1) Tidak menggunakan kontak pemutus.
2) Penyetelan saat pengapian saat pertama memasang dan
dikontrol waktu servis.
3) Tidak ada gangguan pentalan pegas.
4) Mudah dalam pemeriksaan.
5) Bantalan pada poros distributor tidak terbebani
tekanan sehingga keausan terjadi pada waktu yang lama.
Kerugian dari sistem pengapian full transistor
adalah :
1) Sinyal yang dikirim masih dalam bentuk arus
bolak-balik, maka pada kontrol unit elektronik masih harus dilengkapi dengan
pembentuk sinyal segi empat /kotak.
2) Memberi informasi hanya pada saat pengapian saja.
3) Pemajuan saat pengapian masih mekanis.
E.
Latihan/Tugas
Kerjakan latihan/tugas dibawah ini untuk membantumu
lebih memahami tentang konsep dasar terjadinya pengapian !
1. Jelaskan perbandingan sistem pengapian dengan kontak
pemutus, full transistor dan komputer control ! ditulis dalam kertas folio bergaris.
F.
Rangkuman
Nyala api
yang tampak pada hakekatnya adalah masa zat yang sedang berpijar yang
dihasilkan didalam proses kimia oksidasi yang berlangsung secara cepat dan
disertai pelepasan energi/panas. Syarat terjadinya api ada 4 yaitu : Bahan
bakar, Oksigen/zat
pembakar,
Panas/sumber nyala yang cukup, Reaksi radikal bebas yang berlangsung secara
berantai. Api akan padam apabila Semua bahan telah habis terbakar, Konsentrasi
oksigen tidak cukup untuk berlansungnya pembakaran, Temperatur material berada
di bawah suhu penyalaan, Reaksi berantai terputus.
Sistem
pengapian elektronik adalah sistem
pengapian yang memanfaatkan transistor untuk memutus dan menghubungkan arus
primer koil. Sistem pengapian elektronik terbagi menjadi sistem pengapian
semi elektronik dan sistem pengapian full elektronik.
Sistem
pengapian semi elektronik adalah
sistem pengapian yang proses pemutusan arus primer koil menggunakan transistor,
tetapi masih menggunakan kontak pemutus sebagai pengontrol kerja transistor.
Sistem
pengapian full elektronik adalah
sistem pengapian yang proses pemutusan arus primer koil menggunakan transistor.
Sinyal pemicu kerja transistor berasal dari generator sinyal yang menghasilkan
tegangan ON dan OFF
G.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Pada
bagian umpan balik dan tindak lanjut peserta didik secara jujur harus mampu
menilai kemampuan diri sendiri seperti yang tertera pada tabel di bawah:
No
|
Pernyataan
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Saya
dapat menjelaskan pengertian nyala api
|
||
2.
|
Saya
dapat menjelaskan syarat terjadinya pengapian
|
||
3.
|
Saya
dapat menjelaskan penyebab api padam
|
||
4.
|
Saya
dapat menjelaskan Perbandingan sistem
pengapian dengan kontak pemutus, full transistor dan computer control.
|
||
5.
|
Saya
dapat menjelaskan sistem pengapian
elektronik, sistem pengapian elektronik semi transistor dan sistem pengapian
elektronik full transistor.
|
H.
Tes Formatif
1. Sebutkan
syarat terjadinya pembakaran !
2. Apa
saja penyebab api dapat padam ?
3. Jelaskan pengertian sistem pengapian elektronik,
sistem pengapian elektronik semi transistor dan sistem pengapian elektronik
full transistor.
I.
Kunci Jawaban
1.
Syarat
Terjadinya Pembakaran
Api atau pembakaran dapat terjadi karena adanya
pertemuan 4 unsur dalam perbandingan yang baik yaitu :
·
Bahan bakar.
·
Oksigen/zat pembakar.
·
Panas/sumber nyala yang cukup.
·
Reaksi radikal bebas yang berlangsung secara berantai.
2.
Penyebab Api Padam
Api akan
padam apabila :
·
Semua bahan telah habis terbakar.
·
Konsentrasi oksigen tidak cukup untuk berlansungnya
pembakaran.
·
Temperatur material berada di bawah suhu penyalaan.
·
Reaksi berantai terputus.
Sistem
pengapian elektronik adalah sistem
pengapian yang memanfaatkan transistor untuk memutus dan menghubungkan arus
primer koil. Sistem pengapian elektronik terbagi menjadi sistem pengapian
semi elektronik dan sistem pengapian full elektronik.
Sistem
pengapian semi elektronik adalah
sistem pengapian yang proses pemutusan arus primer koil menggunakan transistor,
tetapi masih menggunakan kontak pemutus sebagai pengontrol kerja transistor.
Sistem
pengapian full elektronik adalah
sistem pengapian yang proses pemutusan arus primer koil menggunakan transistor.
Sinyal pemicu kerja transistor berasal dari generator sinyal yang menghasilkan
tegangan ON dan OFF
Kegiatan Belajar 2. Memahami Komponen
Dan Fungsi Masing-Masing Komponen Sistem Pengapian Elektronik
A.
Deskripsi
Singkat
Kegiatan
belajar ini membantu siswa untuk memahami nama dan fungsi komponen sistem
pengapian elektronik.
B.
Relevansi
Memahami
nama dan fungsi komponen sistem pengapian elektronik sangat penting sebagai
dasar dalam mempelajari materi sistem pengapian elektronik yang dibutuhkan
dalam kegiatan memperbaiki sistem pengapian elektronik sesuai dengan
perkembangan teknologi otomotif.
C.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi peserta
didik dapat menjelaskan komponen sistem pengapian elektronik dan fungsi dari
masing-masing komponen dengan benar.
D.
Uraian Materi
a. Komponen
Sistem Pengapian Elektronik
Komponen utama
sistem pengapian elektronik antara lain :
a)
Baterai
Baterai pada
sistem pengapian berfungsi untuk penyedia sumber arus listrik dan baterai juga
berfungsi untuk menyimpan arus listrik.
b)
Kunci Kontak
Kunci kontak
pada sistem pengapian berfungsi untuk menghubungkan dan memutus arus listrik
dari bateri ke kumparan primer koil pengapian. Kunci kontak memiliki 4 buah
terminal yaitu OFF/LOCK, ACC, IG/ON, dan START.
c)
Koil Pengapian
Koil pengapian
pada sistem pengapian berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai yang sebesar
12 Volt menjadi tegangan tinggi kira-kira 5000 sampai 50.000 volt.
d)
Kabel Tegangan Tinggi
Kabel tegangan
tinggi pada sistem pengapian konvensional terdapat 2 macam, yaitu kabel
tegangan tinggi koil dan kabel tegangan tinggi busi. Kabel tegangan tinggi koil
ini berfungsi untuk menyalurkan arus listrik dari koil ke distributor.
Sedangkan kabel tegangan tinggi busi berfungsi untuk menyalurkan arus listrik
dari distributor ke masing-masing busi
e)
Distributor
Distributor
berfungsi untuk menyalurkan tegangan tinggi dari kumparan sekunder koil menuju
ke masing-masing busi sesuai dengan FO nya (firing order).
f)
Transistor
Saat basis diberikan arus listrik, maka transistor berfungsi sebagai
konduktor
dengan kata lain kolektor dan emitor tersambung. Namun saat arus basis
dihentikan, kolektor dan emitor akan terputus atau transistor berfungsi sebagai
isolator.
g)
Pulse Generator
Pulse generator berfungsi untuk membangkitkan signal pulsa untuk
diteruskan ke transistor yang digunakan untuk memicu basis transistor agar
transistor dapat memutus dan menghubungkan arus dari colector dan emitten.
Pulse igniter
adalah komponen yang berfungsi untuk mendeteksi timing pengapian berupa sinyal
PWM yang digunakan untuk memutuskan arus basis pada transistor.
Pulse igniter
juga bekerja dengan prinsip induksi elektromagnet. Komponen ini menggunakan
bahan magnet permanen yang diposisikan berada didekat rotor berverigi. Rotor
ini tersambung dengan putaran mesin, sehingga saat mesin berputar gigi pada
motor akan memotong GGM pada magnet yang menghasilkan sinyal PWM. Sinyal ini memilili frekuensi sesuai dengan
putaran mesin. Dan gigi pada rotor akan menunjukan timing pengapian tiap
silinder.
h)
Busi
Busi pada sistem pengapian berfungsi untuk meloncatkan bunga api di antara
elektroda tengah dan elektroda samping busi, sehingga nantinya loncatan bunga
api ini akan digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara.
E.
Latihan/Tugas
Kerjakan latihan/tugas dibawah ini untuk membantumu
lebih memahami tentang komponen sistem pengapian elektronik dan fungsi dari masing-masing
komponen !
1) Buatlah rangkuman tentang komponen dan cara kerja
masing-masing sistem pengapian elektronik pada kertas folio bergaris !
F.
Rangkuman
Komponen sistem pengapian elektronik antara lain : baterai, kunci kontak,
koil pengapian, kabel tegangan tinggi, distributor, transistor, pulse
generator, dan busi.
a. Baterai pada sistem pengapian berfungsi untuk penyedia
sumber arus listrik dan baterai juga berfungsi untuk menyimpan arus listrik.
b. Kunci
kontak pada sistem pengapian
berfungsi untuk menghubungkan dan memutus arus listrik dari bateri ke kumparan
primer koil pengapian.
c. Koil
pengapian pada sistem pengapian
berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai yang sebesar 12 Volt menjadi
tegangan tinggi kira-kira 5000 sampai 50.000 volt.
d. Distributor berfungsi untuk menyalurkan tegangan tinggi dari
kumparan sekunder koil menuju ke masing-masing busi sesuai dengan FO nya
(firing order).
e. Transistor
unit pada sistem pengapian full
elektronik berfungsi untuk menghubungkan
dan memutus arus primer koil ke massa agar terjadi induksi kemagnetan ,
sehingga menghasilkan tegangan tinggi pada kumparan sekunder koil.
f.
Pulse generator berfungsi untuk membangkitkan signal pulsa untuk
diteruskan ke transistor yang digunakan untuk memicu basis transistor agar
transistor dapat memutus dan menghubungkan arus dari colector dan emitten.
g. Busi
pada sistem pengapian berfungsi untuk meloncatkan
bunga api di antara elektroda tengah dan elektroda samping busi, sehingga
nantinya loncatan bunga api ini akan digunakan untuk membakar campuran bahan
bakar dan udara.
G.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
No
|
Pernyataan
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Saya
dapat menyebutkan komponen sistem pengapian elektronik
|
||
2.
|
Saya
dapat menjelaskan fungsi dari masing-masing komponen sistem pengapian
elektronik
|
||
3.
|
Saya
dapat menjelaskan terminal yang ada pada transistor dan aliran arusnya.
|
||
4.
|
Saya
dapat menjelaskan prinsip kerja pulse generator.
|
H.
Tes Formatif
1)
Sebutkan 8 komponen sistem pengapian elektronik !
2)
Apakah fungsi koil pengapian ?
3)
Sebutkan terminal yang ada pada transistor dan
jelaskan aliran arusnya !
4)
Bagaimana prinsip kerja pulse generator ?
I.
Kunci Jawaban
1)
Baterai, kunci
kontak, koil pengapian, distributor, unit transistor, pulse generator, kabel
tegangan tinggi, busi.
2)
Koil pengapian
pada sistem pengapian berfungsi untuk menaikkan tegangan baterai yang sebesar
12 Volt menjadi tegangan tinggi kira-kira 5000 sampai 50.000 volt.
3)
Transistor
adalah komponen elektronika berbahan semi konduktor yang memiliki tiga terminal
yaitu Kolektor, emitor, dan basis. Sesuai namanya, transistor bisa berfungsi
sebagai isolator dan konduktor. Saat basis diberikan arus listrik,
maka transistor berfungsi sebagai konduktor
dengan kata lain kolektor dan emitor tersambung. Namun saat arus basis
dihentikan, kolektor dan emitor akan terputus atau transistor berfungsi sebagai
isolator
4)
Pulse igniter
juga bekerja dengan prinsip induksi elektromagnet. Komponen ini menggunakan
bahan magnet permanen yang diposisikan berada didekat
rotor
berverigi. Rotor ini tersambung dengan putaran mesin, sehingga saat mesin
berputar gigi pada motor akan memotong GGM pada magnet yang menghasilkan sinyal
PWM. Sinyal ini memilili frekuensi sesuai dengan putaran mesin. Dan gigi pada
rotor akan menunjukan timing pengapian tiap silinder.
Kegiatan Belajar 3. Memahami Cara
Kerja Sistem Pengapian Elektronik
A.
Deskripsi
Singkat
Kegiatan
belajar ini membantu siswa untuk cara kerja sistem pengapian elektronik pada saat transistor mengirimkan signal dan tidak
mengirimkan signal.
B.
Relevansi
Memahami
nama dan fungsi komponen sistem pengapian elektronik sangat penting sebagai
dasar dalam mempelajari materi sistem pengapian elektronik yang dibutuhkan
dalam kegiatan memperbaiki sistem pengapian elektronik.
C.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi peserta
didik dapat menjelaskan cara kerja sistem pengapian elektronik pada saat
transistor mengirimkan signal dan tidak mengirimkan signal.
D.
Uraian Materi
a.
Cara kerja
sistem pengapian elektronik
Cara kerja
sistem pengapian elektronik full transistor dibedakan menjadi 2 antara lain:
1.
Saat KK ON
generator pulse menghasilkan signal tegangan
2.
Saat KK ON
generator pulse tidak menghasilkan signal tegangan.
Penjelalasan
dari cara kerja sistem pengapian elektronik full transistor antara lain sebagai
berikut :
1.
Saat
KK ON generator pulse menghasilkan signal tegangan
Saat KK ON generator Pulse menghasilkan signal tegangan, maka arus (i)
dari penghasil pulsa tersebut mengalir ke kaki basis transistor, ke kaki emitor
kemudian ke massa. Karena ada arus yang masuk ke basis , maka transistor ini
menjadi aktif (ON) sehingga kaki kolektor dan emitornya terhubung. Akibat
aktifnya transistor ini, arus yang besar mengalir dari baterai ke kunci kontak,
ke kumparan primer koil, ke kaki kolektor transistor ke kaki emitor lalu ke
massa. Aliran arus ke kumparan primer koil ini menyebabkan terbentuknya medan
magnet pada koil.
2.
Saat KK ON
generator pulse tidak menghasilkan signal tegangan.
Saat KK ON generator pulse tidak menghasilkan signal tegangan (Sinyal
OFF) , maka transistor juga OFF. Jika transistor OFF maka arus yang tadinya
mengalir ke kumparan primer koil akan menjadi terhenti . Terhentinya arus
dengan cepat ini menyebabkan hilangnya medan magnet pada koil dengan sangat
cepat. Perubahan garis-garis gaya magnet yang sangat cepat ini menyebabkan
terjadinya tegangan induksi yang sangat tinggi pada kumparan sekunder koil.
Tegangan tinggi ini lalu disalurkan kabel tegangan tinggi koil ke distributor,
dari distributor tegangan tinggi disalurkan ke masing-masing busi oleh kabel
tegangan tinggi busi menurut FO nya. Sehingga terjadi
percikan bunga api pada elektroda busi.
E.
Latihan/Tugas
Kerjakan latihan/tugas dibawah ini untuk membantumu
lebih memahami tentang cara kerja sistem pengapian elektronik.
1)
Buatlah
rangkaian sistem pengapian elektronik dan jelaskan cara kerjanya pada saat
pulse generator menghasilkan sinyal maupun tidak menghasilkan sinyal !
F.
Rangkuman
Saat KK ON generator Pulse menghasilkan signal
tegangan, maka arus (i) dari penghasil pulsa tersebut mengalir ke kaki basis
transistor, ke kaki emitor kemudian ke massa. Karena ada arus yang masuk ke
basis , maka transistor ini menjadi aktif (ON) sehingga kaki kolektor dan
emitornya terhubung. Akibat aktifnya transistor ini, arus yang besar mengalir
dari baterai ke kunci kontak, ke kumparan primer koil, ke kaki kolektor transistor
ke kaki emitor lalu ke massa. Aliran arus ke kumparan primer koil ini
menyebabkan terbentuknya medan magnet pada koil.
Saat KK ON generator pulse tidak menghasilkan signal
tegangan (Sinyal OFF) , maka transistor juga OFF. Jika transistor OFF maka arus
yang tadinya mengalir ke kumparan primer koil akan menjadi terhenti .
Terhentinya arus dengan cepat ini menyebabkan hilangnya medan magnet pada koil
dengan sangat cepat. Perubahan garis-garis gaya magnet yang sangat cepat ini
menyebabkan terjadinya tegangan induksi yang sangat tinggi pada kumparan
sekunder koil. Tegangan tinggi ini lalu disalurkan kabel tegangan tinggi koil
ke distributor, dari distributor tegangan tinggi disalurkan ke masing-masing
busi oleh kabel tegangan tinggi busi menurut FO nya. Sehingga terjadi percikan
bunga api pada elektroda busi.
G.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
No
|
Pernyataan
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Saya
dapat menjelaskan cara kerja sistem pengapian elektronik saat KK ON generator pulse menghasilkan signal
tegangan.
|
||
2.
|
Saya
dapat menjelaskan cara kerja sistem pengapian elektronik saat KK ON generator pulse tidak menghasilkan
signal tegangan.
|
H.
Tes
Formatif
1)
Bagaimana cara
kerja sistem pengapian elektronik pada Saat KK ON generator pulse menghasilkan
signal tegangan.
2)
Bagaimana cara
kerja sistem pengapian elektronik pada Saat KK ON generator pulse tidak menghasilkan
signal tegangan.
3)
Apakah yang akan
terjadi jika transistor tidak berfungsi ?
I.
Kunci
Jawaban
1)
Saat KK ON
generator Pulse menghasilkan signal tegangan, maka arus (i) dari penghasil
pulsa tersebut mengalir ke kaki basis transistor, ke kaki emitor kemudian ke
massa. Karena ada arus yang masuk ke basis , maka transistor ini menjadi aktif
(ON) sehingga kaki kolektor dan emitornya terhubung. Akibat aktifnya transistor
ini, arus yang besar mengalir dari baterai ke kunci kontak, ke kumparan primer
koil, ke kaki kolektor transistor ke kaki emitor lalu ke massa. Aliran arus ke
kumparan primer koil ini menyebabkan terbentuknya medan magnet pada koil.
2)
Saat KK ON
generator pulse tidak menghasilkan signal tegangan (Sinyal OFF) , maka
transistor juga OFF. Jika transistor OFF maka arus yang tadinya mengalir ke
kumparan primer koil akan menjadi terhenti . Terhentinya arus dengan cepat ini
menyebabkan hilangnya medan magnet pada koil dengan sangat cepat. Perubahan
garis-garis gaya magnet yang sangat cepat ini menyebabkan terjadinya tegangan
induksi yang sangat tinggi pada kumparan sekunder koil. Tegangan tinggi ini lalu
disalurkan kabel tegangan tinggi koil ke distributor, dari distributor tegangan
tinggi disalurkan ke masing-masing busi oleh kabel tegangan tinggi busi menurut
FO nya. Sehingga terjadi percikan bunga api pada elektroda busi.
3)
Apabila
transistor tidak berfungsi maka tidak ada arus yang mengalir ke kumparan primer
koil, akibatnya tidak terjadi kemagnetan , jika tidak ada kemagnetan maka tidak
terjadi induksi magnetik dan tidak ada tegangan tinggi yang mengalir ke busi
sehingga pengapian tidak terjadi.
Kegiatan Belajar 4. Mengetahui Cara
Menggunakan Dan Membaca Alat Ukur Sistem
Pengapian Elektronik
A.
Deskripsi
Singkat
Kegiatan belajar ini dapat membantu siswa untuk
mengetahui cara menggunakan dan membaca alat ukur sistem pengapian elektronik.
B.
Relevansi
Mengetahui
cara menggunakan dan membaca alat ukur sangat penting dipelajari , karena dalam
pelaksanaan perbaikan sistem pengapian elektronik dibutuhkan data dan
pengukuran untuk menentukan kualitas komponen masih dalam keadaan baik atau
telah mengalami kerusakan.
C.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi peserta
didik dapat menjelaskan alat ukur sistem pengapian elektronik dan cara
membacanya dengan cepat dan tepat.
D.
Uraian Materi
1. Multimeter
(AVO Meter)
a.
Memahami
Multimeter (AVO Meter)
Multimeter (AVO
Meter) merupakan alat yang berfungsi untuk memeriksa kelistrikan. Dapat
digunakan untuk mengukur tegangan, arus, tahanan dan untuk memeriksa hubungan
kelistrikan dari suatu komponen. Multimeter yang ada sekaran ada 2 jenis yaitu
multimeter analog dan multimeter digital. Multimeter analog menunjukkan hasil
pengukuran dengan menggunakan jarum, sedangkan multimeter digital dapat
menunjukkan hasil pengukuran langsung dengan angka-angka.
b.
Bagian-bagian
Multimeter
Bagian-bagian
dari multimeter antara lain meliputi test
lead (black and red) , positive terminal, negative terminal, range selector,
ohm calibration knob, pointer calibration screw, pointer, scale, positive
terminal (20 A DC only). Lebih lanjut tentang posisi dari masing-masing
bagian dapat dilihat pada gambar dibawah ini
c.
Metode
Prngukuran
a)
Pemeriksaan dan
penyetelan skala nol (0)
Sebelum
melakukan pengukuran, pastikan jarum penunjuk multimeter menunjuk tepat pada garis ujung sebelah kiri. Hal ini berfungsi
agar hasil pengukuran lebih akurat dan mempermudah proses pembacaan. Jika jarum
tidak menunjuk tepat pada garis ujung sebelah kiri, stel jarum penunjuk dengan
cara memutar pointer calibration screw
menggunakan obeng min (-) hungga jarum menunjuk tepat pada garis ujung sebelah kiri. Lebih lanjut,
perhatikan gambar di bawah ini:
b)
Mengukur
Tegangan DC
Daerah
pengukuran tegangan adalah dalam interval 0-500 volt. Caranya : hubungkan kabel
pengetesan (test lead) warna merah ke
terminal positif dan kabel pengetes warna hitam ke terminal negatif tester.
Posisikan selektor pada salah satu daerah DCV (VDC) dengan pilihan 2.5, 10, 25,
50, dan 500. Nomor-nomor tersebut berkaitan dengan daerah volt. Intuk lebih
jelasnya , perhatikan dabel berikut ini:
Range
|
Voltage
yang dapat diukur (V)
|
2.5
|
0 – 2.5
|
10
|
2.5 – 10
|
25
|
10 – 25
|
50
|
25 – 50
|
500
|
50 – 500
|
Selanjutnya stel
pada penyetelannya pada salah satu nomor sesuai dengan rentang skala yang akan
diukur kemudian hubungkan kabel pengetes yang berwarna merah ke terminal
positif dari sumber arus dan ujung satunya ke terminal positif dari multitester
dan hubungkan kabel pengetes yang berwarna hitam dari terminal negatif multi
tester ke terminal negatif dari sumber arus. Sambungan ini membentuk rangkaian
paralel. Selanjutnya bacalah tegangan yang ditunjuk oleh skala.
Contoh :
Daerah
yang dipilih atau yang di stel pada 25 DCV , maka jarum penunjuk akan terbaca
12 Volt DC.
Dalam pengukuran
perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
v Pilihlah range (tingkat) pengukuran dengan
hati-hati. Apabila yang akan diukur melebihi atau lebih besar , kemungkinan tester
akan rusak (saat menggunakan AC maupun DC)
v Bacalah
skala pada range yang benar
1)
50 : Nilainya (Value) dibaca bila selector
di stel pada 50, hasilnya
dikalikan
10 bila selector di stel pada 500.
2)
25 : Nilainya (Value) dibaca bila selector
di stel pada 25, hasilnya
dibagi
10 bila selector di stel pada 2.5.
3)
10
: Nilainya (Value) dibaca bila selector di stel pada 10.
c)
Mengukur
Tegangan AC
Daerah
pengukuran tegangan adalah dalam interval 0-1000 volt. Caranya : hubungkan
kabel-kabel pengetesan (test lead) dan stel pada salah satu ACV
seperti tabel dibawah ini :
Range
|
Tingkat
tegangan yang dapat diukur (V)
|
10
|
0 – 10
|
25
|
10 – 25
|
250
|
25 – 250
|
1000
|
250 – 1000
|
Kemudian
hubungkan kabel pengukur (test lead)
secara paralel pada bagian yang akan diperiksa dan bacalah skala VCA (ACV) yang
ditunjukkan oleh jarum penunjuk.
Contoh :
Pembacaannya
adalah 100 volt AC, sebab range selektornya di stel pada 250 AC Volt.
v Pembacaan skala yang benar
1)
25 :Nilainya (value) dibaca apabila selector di
stel pada 25, hasilnya
dikalikan dengan
10 apabila selektor di stel pada 250.
2)
10 :Nilainya (value) dibaca apabila selector di
stel pada 10, hasilnya
dikalikan dengan
100 apabila selektor di stel pada 1000.
d)
Mengukur Arus DC
Daerah
pengukuran arus adalah dalam interval 0-20 A.
1)
Mengukur arus DC
dari 0-250 mA
Hubungkan kabel
pengetes (Test lead) pada terminal
tester (kabel yang berwarna merah ke terminal psitif dan yang berwarna hitam ke
terminal negatif) dan stel selector ke 250 Ma ADC (DCA). Kemudian putuskan
listrik pada titik tertentu saat mengukur arus listrik. Hubungkan kabel yang
berwarna merah (dari positif tester) ke terminal positif sumber arus , dan kabel pengukur
yang berwarna hitam (dari terminal negatif tester) ke terminal negatif sumber
arus (rangkaian seri) kemudian baca skala DCA (ADC) yang ditunjukkan oleh jarum
penunjuk.
Contoh :
Nilai pengukurannya
adalah 30 Ma , sebab selector diset pada 250 Ma.
2)
Mengukur arus DC
dari 0-20 A
Pengukuran arus
listrik pada dasarnya diukur dengan cara yang sama seperti pengukuran arus DC
dari 0- 250 Ma kecuali untuk perubahan berikut:
Kabel yang
berwarna merah dihubungkan ke terminal positif yang hanya digunakan untuk
mengukur 20 A DC. Range selector diset pada DCA 20 A. Baca jarum penunjuk pada
skala 20 A DC.
Contoh :
Nilai
pengukurannya adalah 1 A , sebab selektornya dis
Sirkuit tester (circuit tester) hanya mempunyai hanya
mempunyai tahanan di dalamnya yang sangat kecil untuk mengukur arus listrik.
Oleh karena itu sirkuit tester jangan dihubungkan paralel dengan beban, saat
mengukur arus listrik dalam jumlah besar karena dapat merusak tester.
e)
Mengukur Tahanan
1)
Kalibrasi
Sebelum mengukur
tahanan, perlu dilakukan kalibrasi agar hasil pengukuran lebih akurat.
Caranya :
tempelkan kedua ujung probe (agar terjadi hubung singkat) , kemudian lihat
jarum penunjuk apakah sudah tepat pada posisi “0”. Jika belum, putar tombol
kalibrasi ohm sampai jarum tepat menunjuk angka “0”. Kalibrasi ini diperlukan
setiap kali merubah Irange.
2)
Pengukuran
Stel selektor
pada salah satu posisi ohm. Ada beberapa skala untuk mengukur tahanan. Posisi
“K” menunjukkan 1000. Misal 10 K berarti 10.000.
Range
|
Tingkat
tahanan yang diukur
|
X1
|
0 – 1 K
|
X10
|
0 – 10 K
|
X100
|
0 – 100 K
|
X 1 K
|
0 – Tak Hingga
|
Setiap kali
mengubah range (tingkat), maka harus disertai dengan mengkalibrasi jarum penunjuk (pointer). Pada pengukuran
tahanan arus yang mengalir harus putus (tidak ada hubungan) , jika ada hubungan
maka dapat menyebabkan multimeter rusak. Setelah tidak ada arus yang mengalir
kemudian hubungkan kedua ujung kabel pengetesan ke kedua ujung beban.
Contoh:
Nilai
pengukurannya adalah 90 ohm , sebab range selector diset pada X10 ohm.
Cara
pembacaan skala ohm.
Baca nilai yang ditunjukkan langsung bila pada range X1.
Kalikan hasilnya dengan 10 bila rangenya X10.
Kalikan hasilnya dengan 100 bila rangenya X100
Kalikan hasilnya dengan 1000 bila rangenya X1K
3)
Pengetesan
hubungan
Untuk memeriksa
hubungan kelistrikan (kontinuitas). Setellah range selektor pada skala X1 ohm
dan kalibrasi skalanya. Kemudian hubungkan kabel pengetesan pada komponen.
Hubungannya normal jika jarum selalu menunjuk ke kiri.
2. Feeler
Gauge/Thicknes Gauge
Feeler gauge atau disebut juga thicknes gauge adalah
alat ukur yang berfungsi untuk mengukur celah antara dua bagian. Pada praktikum
ini feeler gauge digunakan untuk mengukur celah busi.
Feeler gauge ini
terdiri dari lembaran baja tipis yang memiliki presisi sampai 1/100 mm (0,01
mm). Pada umumnya ketebalannya 0,03 mm – 1,00 mm. Nilai ketebalannya tercantum
pada setiap bilahnya (lembarannya).
Saran penggunaan
feeler gauge :
1)
Bersihkan tangan
anda, feeler dan komponen yang akan diukur sebelum melakukan pengukuran. Adanya
oli, kotoran dll akan menyebabkan hasil pengukuran tidak valid.
2)
Bila satu bilah
feeler masih belum cukup untuk pengukuran, gabunglah dua atau beberapa bilah
sesuai kebutuhan.
3)
Sisipkan feeler
gauge pada celah komponen yang diukur dengan hati-hati. Jangan sampai
membengkokkan atau merusak feeler gauge.
3. Digital
Tachometer
Tachometer adalah alat instrument yang dirancang untuk mengukur
kecepatan rotasi dari sebuah objek, seperti alat pengukur dalam sebuah mobil
yang mengukur putaran per menit (RPM) dari poros engkol mesin. Tingkat
ketelitian batas ukuran terkecil pada tachometer yaitu 0,01 1/min. Kata
tachometer berasal dari kata Yunani tachos yang berarti kecepatan dan metron
yang berarti untuk mengukur.
Alat pengukur putaran mesin yang biasa disebut dengan tachometer rpm ini sebelumnya dibuat dengan dial,
jarum yang menunjukkan pembacaan saat ini dan tanda-tanda yang
menunjukkan tingkat yang aman dan berbahaya. Pada saat ini seiring dengan
perkembangan teknologi, dikembangkan tachometer digital yang memberikan
pembacaan numerik tepat dan akurat yang hasilnya ditampilkan pada layar LCD
berupa angka.
Penggunaan Tachometer :
Pada Mobil : Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan putaran
perangkat mekanik atau mesin, yang biasanya ditunjukkan dalam satuan RPM. Alat
ini digunakan untuk memantau RPM dalam mobil karena jika mesin dipacu dengan
nilai RPM yang terlalu tinggi maka dapat mengurangi umur pemakaian mesin secara
drastis menjadi lebih pendek.
Penggunaan dalam Pesawat : Pesawat biasanya ditempatkan satu tachometer pada tiap tiap mesin. Pada pesawat yang masih menggunakan menggunakan baling-baling seperti Helicopter, tachometer juga diperlukan pada tiap baling-baling. Putaran mesin pesawat biasanya memiliki nilai RPM yang lebih tinggi dari pada nilai RPM pada baling-balingnya. Dengan menggunakan rpm meter secara
terpisah pada tiap tiap bagian yang berbeda, maka pilot pesawat atau
awak pesawat dapat mengetahui apakah ada masalah dengan bagian tertentu pada
pesawatnya.
Penggunaan dalam Medis: Baru baru ini rpm meter juga dikembangkan dalam dunia medis / kedokteran. Dengan menempatkan turbin kecil, seperti pada alat yang disebut haematachometer dalam arteri atau vena, maka seorang dokter dapat memanfaatkan prinsip kerja pengukur kecepatan ini untuk menyimpulkan laju aliran darah dengan cara melihat kecepatan putaran turbin. Dari situ seorang dokter dapat mendiagnosa masalah peredaran darah seperti penyumbatan arteri dll.
Cara Menggunakan Alat Tachometer Laser
Langkah awal : adakan pemeriksaan
dan utamakan keselamatan kerja yaitu ketika mengukur silahkan menjaga jarak
aman dari kecepatan tinggi dari putaran benda untuk menghindari kerusakan mesin
atas cidera pribadi
Pengukuran
Kecepatan Putaran
1)
Pasang
Lenghtening bar dan pit sentuh pada alat tachometer.
2)
Mulai
peralatan yang akan diukur dan tunggu
hingga kecepatan rotasi stabil.
3)
Memulai
alat tachometer, masukkan modus pengukuran kecepatan default, bawa meteran
secara bertahap lebih dekat ke objek berputar, sehingga sentuhan pit lancar
dapat menghubungkan objek yang akan diukur. Tekan tombol pengukuran dan membaca
nilai display LCD. Karena Lenghtening bar pendulum defleksi yang akan
meningkatkan akurasi diatas 10000 RPM, lepas pemanjangan bar jika objek yang
akan diukur berputar pada kecepatan yang lebih besar dari 10000 RPM. B.
4)
Pengukuran
Kecepatan
a)
Memulai
alat tachometer dan masuk ke mode pengukuran kecepatan default. Pilih m/ min,
m/ detik, t/ min, ft/ detik atau di/ min modus melaui tombol MODE operasi dan
LCD akan menampilkan ukuran idler wheel yang dipilih .
b)
Pasang
idler wheel yang dipilih .
c)
Mulai
peralatan yang akan diukur dan tunggu kecepatan rotasi stabil. Bawa idler wheel
secara bertahap lebih dekat dengan belt. Kemudian baca nilai display LCD.
Pengoprasian Penyimpanan Data Bila
Anda ingin menyimpan nilai kecepatan putaran, tekan tombol MEM non HOLD MEM dan
penyimpanan default nomor 00 akan ditampilkan disudut kanan atas LCD. Tekan
plus atau tombol dikurangi untuk memilih nomor penyimpanan .Pada saat ini, jika
anda menekan tombol lampu latar , nilai kecepatan putaran akan berkedip . Nilai
kecepatan rotasi saat ini dapat disimpan dalam jumlah penyimpanan yang dipilih.
Untuk keluar area penyimpanan dengan menekan tombol BACA dibawah area
penyimpanan.
Pengoperasian
Baca Data.
Bila anda ingin membaca nilai yang disimpan ,
tekan tombol BACA tanpa ditekan , Jumlah penyimpanan defaulf 00 akan
ditampilkan di sudut kanan atas LCD. Tekan plus atau tombol dikurangi untuk
memilih nomor penyimpanan dan baca nilai dalam jumlah penyimpanan saat ini.
Untuk keluar dari area penyimpanan dengan mengoprasikan tombol MEM area penyimpanan.
E. Penggantian Baterai instalasi baterai. Ketika symbol menampilkan pada LCD
itu berarti baterai rendah,, Silahkan ubah/ganti baterai saat itu ,Silahkan ganti baterai
dengan ukuran yang sama yaitu 1,5 V , AAA. Lalu tutup kembali pasang sekrup yang
baru saja dikeluarkan sebelum menggunakan kembali alat meter tersebut.
4. Timing
Light
Timing light
adalah suatu alat ukur yang berfungsi untuk mengukur saat pengapian (ignition
timing) pada mesin bensin. Timing ligh ditujukan (difokuskan) pada tanda timing
yang terdapat pada poli poros engkol (pully cranksaft) atau pada roda penerus
(mesin seri F) dan periksalah posisinya yang relatif pada indikator atau
pointer.
Saran penggunaan
Timing Light
1)
Timing light
penggunaannya harus dikombinasikan dengan tachometer saat mesin berputar pada
putaran spesifikasinya untuk tujuan pengukuran.
2)
Metode pemeriksaan
saat pengapian bervariasi tergantung pada tipe mesin. Ikuti petunjuk dalam buku
pedoman reparasi.
3)
Jangan
membiarkan timing light on dalam waktu yang lama karena akan memperpendek umur
bola lampu. Segera matikan apabila tidak
digunakan.
E.
Latihan/Tugas
Kerjakan latihan/tugas dibawah ini untuk membantumu
lebih memahami tentang cara menggunakan dan membaca alat
ukur sistem pengapian elektronik.
1)
Ukurlah tegangan salah satu baterai yang ada pada laboratorium otomotif
menggunakan multimeter !
2)
Ukurlah tahanan kabel tegangan tinggi busi
dengan skala X1K
F.
Rangkuman
Alat ukur sistem pengapian elektronik diantaranya
adalah :
1. Multimeter
(AVO Meter)
Multimeter (AVO
Meter) merupakan alat yang berfungsi untuk memeriksa kelistrikan. Dapat
digunakan untuk mengukur tegangan, arus, tahanan dan untuk memeriksa hubungan
kelistrikan dari suatu komponen.
Mengukur Tegangan DC
Daerah pengukuran tegangan adalah dalam interval
0-500 volt. Caranya : hubungkan kabel pengetesan (test lead) warna merah ke terminal positif dan kabel pengetes warna
hitam ke terminal negatif tester.
Posisikan selektor pada salah satu daerah DCV (VDC)
dengan pilihan 2.5, 10, 25, 50, dan 500. Selanjutnya stel pada penyetelannya
pada salah satu nomor sesuai dengan rentang skala yang akan diukur kemudian
hubungkan kabel pengetes yang berwarna merah ke terminal positif dari sumber
arus dan ujung satunya ke terminal positif dari multitester dan hubungkan kabel
pengetes yang berwarna hitam dari terminal negatif multi tester ke terminal
negatif dari sumber arus. Sambungan ini membentuk rangkaian paralel.
Selanjutnya bacalah tegangan yang ditunjuk oleh skala.
Mengukur Tegangan AC
Daerah pengukuran tegangan adalah dalam interval
0-1000 volt. Caranya : hubungkan kabel-kabel
pengetesan (test lead) dan
stel pada salah satu ACV 10, 25, 250 dan 1000. Kemudian hubungkan kabel
pengukur (test lead) secara paralel
pada bagian yang akan diperiksa dan bacalah skala VCA (ACV) yang ditunjukkan
oleh jarum penunjuk.
Mengukur Arus DC
Mengukur arus DC dari 0-250 mA
Hubungkan kabel pengetes (Test lead) pada terminal tester (kabel yang berwarna merah ke
terminal psitif dan yang berwarna hitam ke terminal negatif) dan stel selector
ke 250 Ma ADC (DCA). Kemudian putuskan listrik pada titik tertentu saat
mengukur arus listrik. Hubungkan kabel yang berwarna merah (dari positif
tester) ke terminal positif sumber arus , dan kabel pengukur yang berwarna
hitam (dari terminal negatif tester) ke terminal negatif sumber arus (rangkaian
seri) kemudian baca skala DCA (ADC) yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk.
Mengukur arus DC dari 0-20 A
Pengukuran arus listrik pada dasarnya diukur dengan
cara yang sama seperti pengukuran arus DC dari 0- 250 Ma kecuali untuk
perubahan berikut:
Kabel yang berwarna merah dihubungkan ke terminal positif
yang hanya digunakan untuk mengukur 20 A DC. Range selector diset pada DCA 20
A. Baca jarum penunjuk pada skala 20 A DC.
Mengukur
Tahanan
Stel selektor pada salah satu posisi ohm. Ada
beberapa skala untuk mengukur tahanan yaitu X1, X10, X100 dan X1K. Posisi “K”
menunjukkan 1000. Misal 10 K berarti 10.000. Setiap kali mengubah range
(tingkat), maka harus disertai dengan mengkalibrasi jarum penunjuk (pointer). Pada pengukuran
tahanan arus yang mengalir harus putus (tidak ada hubungan) , jika ada hubungan
maka dapat menyebabkan multimeter rusak. Setelah tidak ada arus yang mengalir
kemudian hubungkan kedua ujung kabel pengetesan ke kedua ujung beban
2. Feeler
Gauge/Thicknes Gauge
Feeler gauge atau disebut juga thicknes gauge adalah
alat ukur yang berfungsi untuk mengukur celah antara dua bagian. Pada praktikum
ini feeler gauge digunakan untuk mengukur celah busi.
Feeler gauge ini
terdiri dari lembaran baja tipis yang memiliki presisi sampai 1/100 mm (0,01
mm). Pada umumnya ketebalannya 0,03 mm – 1,00 mm. Nilai ketebalannya tercantum
pada setiap bilahnya (lembarannya).
3. Tachometer
Tachometer
adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur putaran (rpm) mesin.
4. Timing
Light
Timing light
adalah suatu alat ukur yang berfungsi untuk mengukur saat pengapian (ignition
timing) pada mesin bensin. Timing ligh ditujukan (difokuskan) pada tanda timing
yang terdapat pada poli poros engkol (pully cranksaft) atau pada roda penerus
(mesin seri F) dan periksalah posisinya yang relatif pada indikator atau
pointer.
G.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
No
|
Pernyataan
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Saya
dapat menyebutkan alat ukur sistem pengapian elektronik.
|
||
2.
|
Saya
dapat menjelaskan cara mengukur tegangan, arus dan tahanan menggunakan
multimeter.
|
||
3.
|
Saya
dapat menjelaskan cara menggunakan feeler gauge.
|
||
4.
|
Saya
dapat menjelaskan cara menggunakan timing light
|
H. Tes Formatif
1)
Sebutkan 3 alat
ukur sistem pengapian elektronik !
2)
Sebutkan
bagian-bagian multimeter !
3)
Bagaimana cara
pemeriksaan dan penyalaan skala 0 pada multimeter ?
4)
Bagaimana cara
mengukur tegangan DC pada rentang 25-50 volt ?
5)
Bagaimana cara
membaca skala pengukuran tegangan DC ?
6)
Bagaimana cara
mengkalibrasi multimeter sebelum melakukan
pengukuran
tahanan ?
7)
Bagaimana cara
penggunaan feeler gauge ?
8)
Apakah fungsi
dari tachometer dan timing light ?
I. Kunci Jawaban
1) Multimeter,
tachometer, timing light
2) Bagian-bagian dari multimeter antara lain meliputi test lead (black and red) , positive
terminal, negative terminal, range selector, ohm calibration knob, pointer
calibration screw, pointer, scale, positive terminal (20 A DC only).
3)
Pemeriksaan dan
penyetelan skala nol (0)
Sebelum
melakukan pengukuran, pastikan jarum penunjuk multimeter menunjuk tepat
pada garis ujung sebelah kiri. Hal ini
berfungsi agar hasil pengukuran lebih akurat dan mempermudah proses pembacaan.
Jika jarum tidak menunjuk tepat pada garis ujung sebelah kiri, stel jarum
penunjuk dengan cara memutar pointer
calibration screw menggunakan obeng min (-) hungga jarum menunjuk tepat
pada garis ujung sebelah kiri.
4)
Hubungkan kabel
pengetesan (test lead) warna merah ke
terminal positif dan kabel pengetes warna hitam ke terminal negatif tester.
Posisikan selektor pada salah satu daerah DCV (VDC) dengan pilihan 50. .
Selanjutnya bacalah tegangan yang ditunjuk oleh skala pada skala 50.
5)
Bacalah
skala pada range yang benar
50 : Nilainya (Value) dibaca bila selector di stel pada 50,
hasilnya
dikalikan 10 bila selector di stel pada 500.
25 : Nilainya (Value) dibaca bila selector di stel pada 25,
hasilnya
dibagi
10 bila selector di stel pada 2.5.
10
: Nilainya (Value) dibaca bila selector di
stel pada 10.
6)
Kalibrasi
Sebelum mengukur
tahanan, perlu dilakukan kalibrasi agar hasil pengukuran lebih akurat.
Caranya :
tempelkan kedua ujung probe (agar terjadi hubung singkat) , kemudian lihat
jarum penunjuk apakah sudah tepat pada posisi “0”. Jika belum, putar tombol
kalibrasi ohm sampai jarum tepat menunjuk angka “0”. Kalibrasi ini diperlukan
setiap kali merubah Irange.
7)
Bersihkan tangan
anda, feeler dan komponen yang akan diukur sebelum melakukan pengukuran. Adanya
oli, kotoran dll akan menyebabkan hasil pengukuran tidak valid.
Sisipkan feeler
gauge pada celah komponen yang diukur dengan hati-hati. Jangan sampai
membengkokkan atau merusak feeler gauge.
Bila satu bilah
feeler masih belum cukup untuk pengukuran, gabunglah dua atau beberapa bilah
sesuai kebutuhan.
8)
Tachometer
adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur putaran (rpm) mesin. Timing
light adalah suatu alat ukur yang berfungsi untuk mengukur saat pengapian
(ignition timing) pada mesin bensin
Kegiatan Belajar 5. Mendiagnosis Sistem
Pengapian Elektronik
A.
Deskripsi
Singkat
Kegiatan
belajar ini membantu siswa untuk mendiagnosis kerusakan yang terjadi
berdasarkan pada gejala yang dirasakan. Dilengkapi juga penyebab kerusakan dan
cara memperebaikinya.
B.
Relevansi
Mendiagnosis
kerusakan sistem pengapian elektronik merupakan hal yang penting dalam kegiatan
perbaikan sistem pengapian elektronik. Seorang mekanik harus mampu mendiagnosis
kerusakan berdasarkan gejala yang ada agar tidak salah dalam perbaikan sistem
pengapian elektronik.
C.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah berdiskusi dan menggali informasi peserta
didik dapat menjelaskan cara mendiagnosis kerusakan sistem pengapian elektronik
dengan cepat.
D.
Uraian
Materi
Untuk dapat memperbaiki sistem pengapian elektronik
terlebih dahulu harus mengetahui troubleshooting
yang terjadi pada sistem pengapian elektronik. Troubleshooting berfungsi untuk mencari solusi dari permasalahan
yang timbul berdasarkan pada gejala yang ada. Troubleshooting tersebut adalah sebagai berikut:
Keluhan :
Motor tidak dapat hidup
|
||
Permasalahan
|
Kemungkinan
Penyebab
|
Cara
Mengatasinya
|
Suplai
tegangan dari baterai ke coil kecil.
|
-
Tegangan baterai kecil
|
-Melakukan
pengisian pada baterai/mengganti yang perlu
|
Tidak ada
tegangan pada busi
|
-busi mati
atau rusak
-kabel pada
terminal-terminal coil putus
- kabel
tegangan tinggi lepas
-pulse
generator tidak bekerja
|
- mengganti
busi
-sambung
kabel-kabel pada terminal coil.
-memperbaiki
pemasangan kabel tegangan tinggi.
-memeriksa dan
memperbaiki pulse generator termasuk memeriksa sambungan kabelnya.
|
Teganga n yang
dihasilkan coil kecil.
|
-
Kondensator sudah tidak
berfungsi/rusak
-
Coil rusak
|
-
Mengganti kondensator
-
Mengganti coil
|
Penjelasan :
1.
Pada busi yang
rusak tidak terjadi beda potensial antara elektroda negatif dan positif
akibatnya elektroda positif tidak dapat meloncatkan tegangan listrik ke
elektoda negatif sehingga tidak terjadi pengapian. Apabila pengapian tidak ada,
maka pembakaran di dalam silinder tidak akan terjadi, sehingga motor tidak
dapat dihidupkan.
2.
Apabila
kondensator tidak berfungsi maka loncatan listrik masih terjadi pada breaker
point saat terbuka dan arus primer tidak dapat diputus, sehingga tidak terjadi
induksi pada kumparan primer dan kumparan sekunder, akibatnya pada kumparan
sekunder tidak menghasilkan tegangan tinggi.
3.
Ignition coil
merupakan alat untuk menaikkan tegangan listrik yang diterima dari baterai
menjadi tegangan tinggi. Komponen tersebut mempunyai tahanan pada kumparan
primer 3 – 4 dan tahanan pada kumparan sekunder 6 – 10 . Apabila tahanan
coil pada tiap-tiap kumparan melebihi dari ukuran standart maka coil sudah
rusak sehingga voltase yang dihasilkan jauh dari standart ( 25 KV), akibatnya
tegangan yang dihasilkan untuk disalurkan ke busi tidak mampu untuk malakukan
pengapian pada busi sehingga tidak terjadi proses pembakaran di dalam
silinder.
Keluhan : Motor
dapat hidup tetapi saat start sulit
|
||
Permasalahan
|
Kemungkinan
Penyebab
|
Cara
Mengatasinya
|
Tegangan pada busi tidak stabil.
|
- Kabel tegangan tinggi pada busi kurang
kencang.1)
- Salah satu busi rusak (setengah mati)
|
-Mengencangkan
pemasangan kabel busi
-Mengganti busi yang rusak.
|
Tegangan yang dihasilkan coil ke busi kecil
|
-tegangan
basis transistor rendah
|
Cek pulse
generator dan kabel yang menuju ke saluran basis transistor
|
Penjelasan :
1.
Penyebab utama
loncatan tegangan listrik dari elektroda positif ke elektroda negatif pada busi
tidak stabil, kadang besar kadang kecil adalah karena arus listrik tidak stabil.
Jika api busi tidak stabil pembakaran gas juga tidak stabil maka mesin sulit
dihidupkan/stasioner (Boentarto, 2000, hal : 57). Pemasangan kabel busi yang
kurang kencang akan menghambat besarnya arus listrik ke busi sehingga tegangan
yang diberikan oleh coil ke busi yang digunakan untuk pembakaran juga tidak
stabil
Keluhan : Motor dapat hidup tetapi tenaganya
kurang.
|
||
Permasalahan
|
Kemungkinan
Penyebab
|
Cara
Mengatasinya
|
Teg angan dari coil ke busi kurang / kecil
|
Celah busi terlalu rapat dan businya kotor.
- Membran
vacum dan selangnya bocor.
- Pegas pengembali pada unit centrifugal advancer
untuk masing-masing putaran terlepas.
|
- Membersihkan
elektroda busi serta menyetel celahnya.
-Mengganti
membran vacum dan selangnya.
-Memasang dan
perbaiki pegas pengembali pada unit centrifugal advancer pada dudukannya.
|
Penjelasan :
1.
Elektroda busi
yang kotor dan terlalu rapat akan menghambat aliran listrik, sehingga loncatan
tegangan listrik dari elektroda positif ke elektroda negatif kurang besar (Boentarto,
2000, hal : 54). Hal ini juga menyebabkan tenaga mesin menjadi berkurang karena
percikan bunga api yang dihasilkan busi kecil saat melakukan pembakaran
sehingga proses pembakaran tidak sempurna.
2.
Pegas pengembali
pada unit centrifugal advancer berfungsi untuk menarik kedua bobot pemberat
(bobot governor) agar pada saat mesin berputar cepat bobot tersebut tidak
terlempar ke arah luar. Sehingga apabila pegas ini terlepas berarti putaran
dari bobot ini akan berbalik dengan arah distributor dan menghambat kerja dari
breaker point dalam membuka dan menutup celahnya.
Keluhan : Motor hidup tetapi tersendat-sendat
|
||
Permasalahan
|
Kemungkinan
Penyebab
|
Cara
Mengatasinya
|
Loncatan
tegangan listrik yang dihasilkan busi kecil
|
Businya setengah mati
- Elektroda Busi kotor
|
- Mengganti
busi
-
Membersihkan elektroda
busi
|
Tegangan dari
coil ke busi kecil
|
-
Membran vacum rusak dan
selangnya bocor.
|
-Mengganti
membran vacum yang rusak dan selang yang bocor
|
Keluhan : Akselerasi
motor lambat atau berat
|
||
Permasalahan
|
Kemungkinan
Penyebab
|
Cara
Mengatasinya
|
Tegangan pada
busi tidak stabil.
|
- Elektroda Busi kotor
- Elektroda busi sudah aus
|
-Membersihkan elektroda busi.
- Mengganti busi
|
Suplai tegangan dari coil ke busi kurang/kecil
|
Pegas pengembali pada unit centrifugal advancer
untuk masing-masing putaran terlepas.
|
- Memasang dan perbaiki pegas pengembali pada unit
centrifugal advancer pada dudukannya.
|
E.
Latihan/Tugas
1.
Apa yang harus
dilakukan jika motor hidup tetapi tersendat sendat ?
F.
Rangkuman
Untuk dapat memperbaiki sistem pengapian elektronik
terlebih dahulu harus mengetahui troubleshooting
yang terjadi pada sistem pengapian elektronik. Troubleshooting berfungsi untuk mencari solusi dari permasalahan
yang timbul berdasarkan pada gejala yang ada.
Keluhan :
Motor tidak dapat hidup
|
||
Permasalahan
|
Kemungkinan
Penyebab
|
Cara
Mengatasinya
|
Suplai
tegangan dari baterai ke coil kecil.
|
-
Tegangan baterai kecil
|
-Melakukan
pengisian pada baterai/mengganti yang perlu
|
Tidak ada
tegangan pada busi
|
-busi mati atau
rusak
-kabel pada
terminal-terminal coil putus
- kabel
tegangan tinggi lepas
-pulse
generator tidak bekerja
|
- mengganti
busi
-sambung
kabel-kabel pada terminal coil.
-memperbaiki
pemasangan kabel tegangan tinggi.
-memeriksa dan
memperbaiki pulse generator termasuk memeriksa sambungan kabelnya.
|
Teganga n yang
dihasilkan coil kecil.
|
-
Kondensator sudah tidak
berfungsi/rusak
-
Coil rusak
|
-
Mengganti kondensator
-
Mengganti coil
|
Keluhan : Motor
dapat hidup tetapi saat start sulit
|
||
Permasalahan
|
Kemungkinan
Penyebab
|
Cara
Mengatasinya
|
Tegangan pada busi tidak stabil.
|
- Kabel tegangan tinggi pada busi kurang
kencang.1)
- Salah satu busi rusak (setengah mati)
|
-Mengencangkan
pemasangan kabel busi
-Mengganti busi yang rusak.
|
Tegangan yang dihasilkan coil ke busi kecil
|
-tegangan
basis transistor rendah
|
Cek pulse
generator dan kabel yang menuju ke saluran basis transistor
|
Keluhan : Motor dapat hidup tetapi tenaganya
kurang.
|
||
Permasalahan
|
Kemungkinan
Penyebab
|
Cara Mengatasinya
|
Teg angan dari coil ke busi kurang / kecil
|
Celah busi terlalu rapat dan businya kotor.
- Membran
vacum dan selangnya bocor.
- Pegas pengembali pada unit centrifugal advancer
untuk masing-masing putaran terlepas.
|
- Membersihkan
elektroda busi serta menyetel celahnya.
-Mengganti
membran vacum dan selangnya.
-Memasang dan
perbaiki pegas pengembali pada unit centrifugal advancer pada dudukannya.
|
Keluhan : Motor hidup tetapi tersendat-sendat
|
||
Permasalahan
|
Kemungkinan
Penyebab
|
Cara Mengatasinya
|
Loncatan
tegangan listrik yang dihasilkan busi kecil
|
Businya setengah mati
- Elektroda Busi kotor
|
- Mengganti
busi
-
Membersihkan elektroda
busi
|
Tegangan dari
coil ke busi kecil
|
-
Membran vacum rusak dan
selangnya bocor.
|
-Mengganti
membran vacum yang rusak dan selang yang bocor
|
Keluhan : Akselerasi
motor lambat atau berat
|
||
Permasalahan
|
Kemungkinan
Penyebab
|
Cara
Mengatasinya
|
Tegangan pada
busi tidak stabil.
|
- Elektroda Busi kotor
- Elektroda busi sudah aus
|
-Membersihkan elektroda busi.
- Mengganti busi
|
Suplai tegangan dari coil ke busi kurang/kecil
|
Pegas pengembali pada unit centrifugal advancer
untuk masing-masing putaran terlepas.
|
- Memasang dan perbaiki pegas pengembali pada unit
centrifugal advancer pada dudukannya.
|
G.
Umpan Balik dan Tindak Lanjut
No
|
Pernyataan
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Saya
dapat memahami pengertian troubleshooting
|
||
2.
|
Saya
dapat menjelaskan cara mengatasi motor hidup tetapi tersendat-sendat
|
||
3.
|
Saya
dapat mengetahui permasalahan yang terjadi ketika motor ketika motor hidup
tetapi sulit di start .
|
H.
Tes Formatif
1.
Apakah
kemungkinan penyebab tegangan pada busi tidak stabil ?
2.
Bagaimana cara
mengatasi tidak adanya tegangan pada busi ?
I.
Kunci Jawaban
1. Salah satu busi rusak (setengah mati)
Kabel tegangan
tinggi pada busi kurang kencang.
2.
Memeriksa dan
memperbaiki pulse generator termasuk memeriksa sambungan kabelnya.
Mengganti busi
Sambung
kabel-kabel pada terminal coil.
Memperbaiki
pemasangan kabel tegangan tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar